Wasiat Jomblo

Hai mblo.....(ngomong pada diri sendiri.. =D)
     Hari ini memasuki hari ke-6 mblo, aku menulis ngalor ngidul memaksakan diri untuk mengepost satu tulisan setiap hari di sini. Rempong, ga punya waktu dan di situ aku ingat pada sebuah komitmen bahwa sesibuk apapun aku harus menulis. Meskipun aku anak kimia, tapi tulisanku begitu jarang ngebahas sesuatu yang erat pembahasan tentang kimia. Well, aku mau tulisanku dinikmati banyak orang tanpa harus mumet mikir akibat baca tulisan eva. Hidup loo itu udah mumet, ribet, jadi aku ga mau nambahin jatah kemumetanmu blo...oke happy reading mblo..

    Keresahanku ini dimulai dari kepulanganku beberapa waktu yang lalu. Begitu pulang kampung, aku bertemu dengan teman-teman SD yang notabene udah pada nikah, dan beruntungnya lagi mereka udah ngemong bayik... kok aku jadi ngerasa tua banget yah jadinya.. hahahah nasibmu mbloo.. Padahal kalau dilihat dari usia mah, aku masih tergolong lulusan muda loh. Jadi meskipun semisalnya aku mau memperlama kehidupanku berstatus mahasiswa dalam jangka beberapa semester masih belom keliatan tua kok, kan baby face... hahahha (ojo muntah...). Sialnya lagi, setiap kali pulang kampung mesti yang ditanyakan adalah kapan nikah. Aku yang cuma anak muda yang berusaha santun, cuma mesem saja. Padahal dalam hati ngedumel tidak karuan ngajak berantem hahahhaha. Lagian, kepo banget sih melulu nanya kapan mau nikah, kayak mau ngebiayaain aku nikah saja... kalau iya mah, akan kujawab besok... huaaaah.. Urus saja sono urusanmu, ga usah tanya-tanya yang serem deh. hihiihi....

    Sekembalinya ke jogja, wedding invitation mulai bertebaran, dan aku cuma pasang muka datar saja sih yah. emang mau gimana lagi? teriak-teriak ke ummi minta nikah gitu? hahahahha. Nggak lah yah. Intinya adalah bulan ini musim nikah. Dua kawan seangkatanku akan melepas masa lajangnya di bulan ini. Aku sih turut bersyukur saja lah yah, karena populasi jomblo di tahun ini mulai menurun. Alhamdulillah.

     Jomblo. Kata-kata ini cenderung diartikan sebagai orang yang belum nikah dan mudah baperan. Kalau dipikir-pikir sih ada benarnya juga. Tapi nggak banyak =D. Coba saja deh kau lihat di berbagai media sosial, kata-kata jomblo ini digiring pada sebuah pemaknaan takdir yang mengenaskan. Coba saja searching kata kunci jomblo di instagram misalnya, maka bermunculan komunitas-komunitas jomblo yang terkesan "ngenes" berikut caption-caption yang bakal bikin kamu baper. Menurutku, jomblo itu pilihan. Yah, sebuah pilihan untuk berada di jalur berbeda dari kebiasaan orang kekinian. Menepi untuk fokus mewujudkan impian, berusaha menshalihkan diri, memperganteng dan mempercantik diri dengan perbaikan akhlak, tidak membuang-buang waktu ngapeli anaknya orang (ya kalau nanti dinikahin...). Menurutku, jomblo itu juga tidak semengenaskan seperti caption-caption yang ditulis para aktifis media sosial. Tapi, justru sebuah penghormatan bahwa kamu bisa bertahan sendiri, bisa berpuasa menahan diri hingga saatnya kau bertemu dengan tulang rusukmu. Tenanglah mblo, Allah itu Maha baik karena Dia sedang melihat seberapa besar kapasitasmu untuk mampu mengemban amanah yang besar untuk berkeluarga, maka teruslah perbaiki diri. Kalau kata bang Boy Candra sih, cinta itu perihal memperjuangkan berdua.... perjuanganmu untuk terus memperbaiki diri tidak akan pernah sia-sia mblo... suatu saat akan bertemu dengan kekasih halalmu yang dulu sama-sama saling menjaga diri dan terus memperbaiki dirinya.

     Kamu yang jomblo, ga usah resah apalagi sampe jantungan kalau di jalan raya lihat orang pelukan, dan berbagai jenis aktivitas kemesraan pacaran (ini yang terjadi kalau malam minngu...). Apalagi membayangkan banyak adegan mesra seperti film-film ftv atau drama-drama korea, sudahlah ga usah selebay itu menangisi nasibmu mblooo lihat macam begitu. Pura-pura ga lihat sajalah, atau perbanyaklah shalawat dirimu biar tenang nah degup jantungmu. Bukan aku benci sama orang pacaran, tapi cuma sekedar menghiburmu doank mbloo, menyadarkanmu bahwa jomblo itupun berhak bahagia dan pasti bisa bahagia meskipun tanpa pasangan (saat ini). Kamu mau pacaran mah silahkan wae atuh.. karena kembali lagi bahwa segala sesuatu adalah sebuah pilihan. Termasuk ketika kamu akan memilih menjomblo atau berpasangan (sebelum nikah). Hal yang mengerikan adalah, ketika ada seseorang yang memaksakan dirinya untuk punya pasangan, tidak boleh jomblo. hahahah. Ada yang kayak begini? ada. Aku pernah mengamati hal ini kok, tapi bukannya aku kepo terhadap aktivitas pacaran orang lain kok. Hanya saja, aku menjadi penyimak paling setia ketika dia menangis pernah dicuekin bahkan ujung-ujungnya ditinggalin. Aku hanya mengingatkan agar dia tidak terjatuh pada lubang yang sama apalagi jatuh pada orang yang salah. Satu hal yang perlu kau ingat, hidupmu itu tidak lantas menjadi sengsara tersebab kau jomblo. Toh masih banyak teman-temanmu, sahabatmu, keluargamu yang bisa kau jadikan alasan dirimu bisa ciptakan bahagia kapanpun kau mau. Aku cuma bisa mendoakan agar kamu yang berani jomblo (until akad) segera dipertemukan dengan jodohnya, yang in sya allah hubungan kalian lebih diberkahi... 

*Catatan seorang jomblo untuk sesama jomblo... dilarang sewot! hahahah
#Eva Edelweis, Yogyakarta 6 Januari 2017
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar