Aku (sedang) Jatuh Cinta


   Katakanlah malam ini aku sedang bergerilya menuju quote-quote menarik untuk kubaca. Sedikit ada inspirasi pengisi hati yang kosong." Ini malam minggu loh..." kata seorang gadis berjilbab orange padaku. "Lalu kenapa dengan malam minggu?" Seakan aku tak peduli entah malam minggu atau malam jumat sekalipun, bagiku serasa sama saja. Sama-sama menakutkan. Bukan, bukan karena aku jomblo seperti yang kau kira. Tapi aku takut rasa ini tumbuh lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pikiranku. Bisikan-bisikan lembut lagu yang kuputar sedari tadi begitu mendamaikan hati yang sedang bergejolak. Ini mustahil, jantungku sedari kemarin berdetak seolah lebih cepat dari biasanya. Hatiku pun ramai oleh banyak hal, termasuk tentang seseorang.

   Benarkah aku sedang jatuh cinta? entahlah, aku bingung mendefinisikannya. Tersebab biasanya aku hanya akan bernyanyi diam-diam menyenandungkan lagu-lagu favorit di sepanjang jalan menuju kampus. Jika aku bertatap dengan setiap orang di sepanjang trotoar, rasanya aku tak ingin berhenti tersenyum lepas, saat aku pun mulai memasuki ruangan kerja, senyum itu rasanya belum mati, kubayangkan wajahku semakin manis karena hal ini, tapi entah bagi orang lain yang melihatku, kurasa mereka mungkin berpikir aku sedang terlelap dalam mimpi indah sambil berjalan. Semacam orang aneh, barangkali.

   Umumnya orang yang jatuh cinta itu berisik, entah di sosial media atau di dunia nyata sekalipun. Begitupun aku, saat aku jatuh cinta rasanya blog ini serasa ramai oleh ocehanku. Kau barangkali tak pernah tahu rasanya aku kehabisan kata-kata menyampaikan seluruh perasaanku. Tenggelam dalam lautan kalimat basa-basi dan aku seringkali kecewa karena perasaanku belum tersampaikan secara sempurna. Apa jatuh cinta serumit itu? 

   Sempat aku kecewa kenapa baru sekarang aku jatuh cinta? kenapa tidak dari kemarin, saat aku masih bebas memandang setiap orang semauku, saat aku masih bebas menjadikan setiap orang sebagai sumber inspirasiku? kenapa tidak dari kemarin, saat aku masih bisa tertawa lepas bercanda dengan siapapun, kenapa baru hari ini, saat aku menyadari ada belenggu yang mengitariku. Kenapa baru hari ini saat gerakan satu langkah kakiku seolah menarik ribuan perhatian orang lain? 

   Barangkali, aku pernah mengutuki rasa cinta semacam ini. Mengutuknya menjadi ribuan kata yang tak jelas, melilit-lilit dalam lembaran kertas kosong, menjadi makian paling mengerikan, dan yang kau baca ini adalah salah satu bentuk kutukan perasaan "jatuh cinta" menjadi kalimat-kalimat panjang yang tak jelas maksudnya. Apa jatuh cinta serumit itu? sampai-sampai tulisan ini benar-benar kosong maknanya. 

   Orang yang sedang jatuh cinta biasanya suka membaca quote-quote menarik, jika cocok dengan suasana hatinya maka ia akan membacanya berulang-ulang, jika dirasa tidak sesuai, ia membuangnya begitu saja. Kadang jatuh cinta memang bisa membuat seseorang pilih-pilih pepatah gitu. 

   Jatuh cinta pun sanggup meningkatkan daya imajinasi seseorang, kau tak percaya? sini, kubisikkan ke telingamu kalau aku benar-benar mengalaminya hari ini. Ia menjelma siapapun yang kutemui di sepanjang jalan, lalu kulemparkan senyum tanpa alasan. Ia kadang menjelma jadi gelas-gelas beaker, jadi tabung reaksi, jadi erlenmeyer, jadi larutan-larutan kimia, jadi apapun yang berada di sekelilingku. Bahkan diapun menjelma jadi setiap tulisan yang kutumpahkan di sini, menenggelamkanku seorang diri untuk betah melukiskan apapun tentang dia. Hal ini masih lumrah, tapi yang lebih parah adalah imajinasiku yang liar kadang mengantarkanku pada sebuah kesimpulan yang konyol "Dia juga jatuh cinta padaku" sehingga segala yang dia lakukan menjadi sesuatu yang istimewa, padahal sebenarnya biasa-biasa saja. 

   Satu pertanyaan yang pernah menyudutkanku di suatu sore, sebuah alasan kenapa aku menjadi begitu liar menuliskan banyak hal di blog pribadi? kenapa aku masih menyempatkan diri meluangkan waktu untuk menulis di sini? Jawabannya sederhana. Hati, jiwa, pikiran yang sedang jatuh cinta itu bisa dikendalikan saat aku mulai menulis. Aku memutuskan diri untuk jatuh hati pada sebuah bayangan yang pernah datang dalam sebuah mimpi di suatu malam, seseorang yang entah seperti apa wujud nyatanya namun aku menjadikannya sumber inspirasi di setiap lembaran yang kau baca di sini. Barangkali aku sedang mengalami de Javu? akupun tak mengerti. Aku hanya menikmati perasaan semacam ini sepanjang hari. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 28 Januari 2017.


Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar