Kenapa Jodohku Belum Kunjung Tiba, Tuhan? (Part 1)



Tulisan ini hanyalah sebuah suara dari seorang gadis yang hobby mengkhayal, kalau misalkan ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian, mau misuh-misuh juga dipersilahkan. hahahahha. Kamu yang baca ini jangan terlalu serius apalagi pasang dahi mengkerut sungguh itu bakalan bikin mukamu terlihat 20 tahun lebih tua dari usiamu yang sebenarnya.... bacanya pelan-pelan, kalau perlu sambil ngopi juga ga apa-apa hahahaha.
            Kenapa jodohku juga belum kunjung tiba, Tuhan? mungkin pertanyaan itu seringkali merebak di pikiran kita saudara-saudara yang budiman. Kenapa dan kenapa? Aku juga ga tahu. Sekali lagi aku tegaskan bahwa tulisan ini hanyalah sebuah SUARA dari seorang gadis yang suka berkhayal, gadis imajiner. Lagipula statusku masih seorang mahasiswa yang lajang kok belum menikah hahahah, mohon maaf jika aku di sini berlagak sok tahu perihal jodoh, biarkan aku berekspresi. Jiahahahaha.  Satu lagi, tulisan ini lebih dikhususkan untuk perempuan. Jika kamu laki-laki dan merasa tidak setuju dengan ocehan-ocehanku di sini ga masalah karena aku menulis berdasarkan perspektifku. Pertanyaan itu sempat terbersit juga di benakku pada saat telingaku mulai gatel dan kemerah-merahan setelah beberapa saat menyimak ocehan-ocehan temanku, biasalah cewek suka curhat. Kenapa dan kenapa? Akupun sendiri ga tau sebenarnya kenapa, tapi mari luangkan sejenak waktumu yang cukup berharga untuk membaca isi dari suaraku ini. Biasanya pertanyaan ini muncul di benak seseorang yang hampir menuntaskan studinya atau bahkan telah menyelesaikan studi namun jodoh tak kunjung datang. Kekhawatiran demi kekhawatiran bergelayut di pikiran. Apalagi ditambah penyakit baper yang tiba-tiba kambuh melihat teman seangkatan tahu-tahu sebar undangan, posting foto-foto prewedding di instagram, seketika rasanya jantung kita berhenti berdetak, shock berat pemirsa. Huhuuuuuu.
Kata bang Tere Liye, jodoh itu akan datang di saat yang tepat, tidak akan terlambat apalagi terlampau cepat. Yup benar sekali, jodoh itu akan datang di saat yang tepat, dimana kita telah siap baik secara fisik, materi, dan mental kita dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga. Jangan dikira orang menikah itu melulu menyenangkan loh, banyak cobaanya pasti. Sudah deh ga usah melulu membayangkan adegan-adegan romantis ala film korea atau bollywood yang seringkali kita tonton sampe bikin hati meleleh baper stadium empat, karena apa? Ternyata berdasarkan survey kecil-kecilan dari kawan yang sudah menikah, menikah itu benar-benar butuh kesiapan yang matang. Nah loh, pertanyaannya udah siap belum? Menikah itu bukan perkara adu cepat-cepatan seperti pacuan kuda, jadi ga usah iri, dengki, hasut sama teman-temanmu yang sudah pada nikah. Jadi begini, Tuhan itu cukup tahu bagaimana diri kita, maka kalau kitanya memang dirasa belum sanggup dan belum siap maka yakin jodoh itu masih ditahan saja.
Hal-hal kecil yang perlu diperhatikan dalam diri kita khususnya seorang perempuan yang menginginkan dirinya segera menemukan pasangan tulang rusuknya itu jangan kita sepelekan. Misalnya dalam hal merawat diri sendiri. Masa yah sih, cewek ga bisa merawat dirinya sendiri? Kalau merawat diri sendiri saja belum becus bagaimana ia akan merawat suaminya dan anak-anaknya nanti? Oh my.... kasian deh ntar bayinya ngompol terus kau biarkan begitu saja. Gatel-gatel ntar tuh pantat bayimu... ahhahaha ga usah dibayangkan. Merawat diri kita sendiri adalah sebagian dari kewajiban kita dong, jangan sampai orang di samping kita meringis cuma gara-gara mencium bau busuk badan kita. Oh, jangan sama sekali. Rawatlah diri sendiri sewajarnya, ga usah berlebihan kecuali jika kau punya duit berlimpah, yah silahkan. Jaga tampilan kita sebaik mungkin. Pandai-pandailah juga mengatur barang-barang yang ada di rumahmu, kotsanmu, kontrakanmu, intinya tempat tinggalmu. Taruh barang-barangmu dengan rapih, cucilah bajumu jangan sampai dibiarkan menumpuk di pojokan kamar (ini bagi yang ngekost) yang nantinya bakalan mengundang nyamuk bersarang di sana, syukur-syukur kalau bukan nyamuk aedes aegepty atau nyamuk demam berdarah. Kapok kan? Kodrat seorang perempuan adalah partner dari laki-laki. Okelah yah mungkin kau bermimpi jodohmu keren, ganteng, pinter, mapan dan sebagainya tapi aku pikir laki-laki akan mengkeret melihat seorang perempuan yang secara umum belum bisa merawat dirinya sendiri termasuk keadaan sekitarnya. Boleh kamu itu pinter kelewat batas dengan IQ super tinggi, tapi kalau dalam hal merawat dirinya sendiri saja belum bisa, maka menurutku pinter doank ga ada artinya. Kau mungkin berpikir akan menjadi wanita karier, yang pekerjaan rawat-merawat barang milik kita itu bisa diwakilkan oleh pembantu rumah tangga, oke fine. Tapi tidak semua perempuan ditakdirkan menjadi wanita karier dan berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku, urusan kerumah tanggaan itu diurus oleh seorang wanita. Laki-laki mah ngurus bagaimana “menafkahi” keluarganya.
Hal kecil lain yang berhubungan dengan siap atau tidaknya kau menerima jodoh yaitu manajemen uang. Sudah bukan hal yang tabu lagi jika seorang wanita gemar shoping, nyalon, pedicure manicure, atau apapun yang intinya berkaitan dengan menghambur-hamburkan duit (menurut aku). Wanita harus pandai-pandai dalam menghandle masalah keuangan, tersebab mau tidak mau sekali lagi urusan kerumah tanggaan ada di tangannya. Ekonomi sebuah keluarga bukan ada di tangan seorang lelaki, tapi berada di genggaman seorang perempuan. Tombak ekonomi sebuah keluarga itu tergantung dari seorang perempuan, bagaimana ia menggunakannya dengan baik atau sebaliknya. Sebuah keluarga dengan mudahnya akan hancur hanya karena masalah ekonomi loh. Jadi jangan heran jika kita sering mendengar berita perampokan, pencurian hanya demi menafkahi keluarga atau dengan cara korupsi di kantornya hanya demi alasan memenuhi nafkah istri. Kok bisa? Yah bisa, jika seorang perempuan tidak bisa mengatur ekonomi keluarganya hingga mengalami krisis ekonomi dalam keluarganya maka apa yang terjadi? Si suami bisa saja dengan terpaksa melakukan pekerjaan kotor demi tuntutan kebutuhan keluarganya. Maka jika kamu merasa belum bisa mengatur keuangan pribadimu, latihanlah mulai sekarang agar besok tidak kaget ketika menikah. Bedakan mana kebutuhan dan mana keinginan agar tidak mengalami krisis kantong mendadak di awal bulan. Kalau perlu, bikinlah sebuah buku laporan keuangan pribadi agar kamu sendiri bisa mengontrol pengeluaran dengan baik. Tidak hanya itu, mungkin belajar juga menyisihkan duit untuk tabungan dan sedekah. Ingat loh, dalam harta kita ada sebagian hak milik orang lain, so jangan lupa sedekah. Hal-hal sesederhana merawat diri, memperhatikan lingkungan hidupmu, memenej keuangan tidaklah sesederhana itu, tidak sespele itu karena hal sederhana macam itu adalah awal bagaimana kita dilatih menjadi sesosok perempuan yang mandiri dan bertanggung jawab esok ketika kita telah dipertemukan dengan jodoh kita. Jadi kalau misal hal spele semacam itu saja kita belum bisa kita lakukan, maka jangan heran jodoh tuh belum nongol-nongol. Ngurus diri sendiri saja belum bisa gimana mau ngurus orang lain? Kan belum siap, mungkin begitu kata Tuhan.
Beberapa minggu lalu booming pernikahannya Alfin Faiz, putra ustadz Arifin Ilham. Respon masyarakat sungguh luar biasa, ada yang memujinya tersebab keberaniannya dalam mengambil keputusan untuk menikah di usia yang cukup muda dan ada pula yang tidak setuju, mengkritiknya tersebab di usia muda seperti Alfin seharusnya fokus dulu pada urusan studi. Namun menurutku hal itu biasa saja sih, ga ada sesuatu yang istimewa dari berita itu tersebab aku ini tinggal di desa yang mayoritas masyarakatnya nikah muda, apalagi cewek. Jika ada seorang gadis berusia di atas 12 tahun saja ga bertunangan sudah hampir dianggap sama statusnya dengan perawan tua alias tak laku. Jadi, kembali ke topik, meskipun Alfin masih berada di usia pelajar namun dirinya telah dianggap siap untuk diberi tanggung jawab sebesar itu. Jikalau kita, kalian merasa jodoh belum kunjung datang mungkin memang kita dianggap belum siap menerima tanggung jawab seperti halnya Alfin. Menikah itu bukan soal usia kok, tapi perihal siap atau tidaknya mengemban amanah membangun keluarga yang sakinah.
Sepanjang jodoh kita belum tiba, maka saatnya kita menyibukkan dalam perbaikan diri kita. Karena akan selalu ada laki-laki yang baik untuk perempuan yang senantiasa berusaha memperbaiki diri, begitupula dengan laki-laki yang selalu memperbaiki dirinya maka akan selalu ada wanita yang baik untuk dirimu yang tak lelah berusaha dalam memperbaiki kualitas dirimu. Jangan sampai berada dalam lingkaran maksiat, meskipun pada saat proses menemukan jodoh. Karena pada saatnya nanti akan ada hadiah untuk mereka yang senantiasa bersabar dalam proses menemukan jodoh dan orang-orang yang tak lelah dalam memperbaiki diri mereka. Jodoh terbaik datang bukan dengan cara pacaran. Sama sekali bukan, melainkan dengan cara terus menerus memperbaiki diri. Itu saja. Lakukan apapun hal-hal yang bermanfaat untuk kita, menambah wawasan, pertemanan dan meluaskan relasi, Jika kita nanti tidak mendapat jodoh yang terbaik itupun tidak masalah, setidaknya kita telah tumbuh menjadi lebih baik dan selalu siap menerima apapun sesuai skenario Tuhan. Selamat menemukan jodoh yang terbaik dan kusemogakan segera dihalalkan ^_^

*Ide tulisan ini nyantol di kepala pada saat sedang sedikit kesal dengan seorang teman, akibatnya yah begini nulis ngalor ngidul seenak jidat, namun semoga bermanfaat. Jika ada kritik dan saran, monggo meninggalkan jejak. Matur suwun.

Catatan Eva Edelweis, Yogyakarta 16 Oktober 2016.



Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar