Tulisan ini hanyalah sebuah
suara dari seorang gadis yang hobby mengkhayal, kalau misalkan ada kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca sekalian, mau misuh-misuh juga
dipersilahkan. hahahahha. Kamu yang baca ini jangan terlalu serius apalagi
pasang dahi mengkerut sungguh itu bakalan bikin mukamu terlihat 20 tahun lebih
tua dari usiamu yang sebenarnya.... bacanya pelan-pelan, kalau perlu sambil
ngopi juga ga apa-apa hahahaha.
Kenapa jodohku juga belum kunjung tiba, Tuhan? mungkin
pertanyaan itu seringkali merebak di pikiran kita saudara-saudara yang budiman.
Kenapa dan kenapa? Aku juga ga tahu. Sekali lagi aku tegaskan bahwa tulisan ini
hanyalah sebuah SUARA dari seorang gadis yang suka berkhayal, gadis imajiner.
Lagipula statusku masih seorang mahasiswa yang lajang kok belum menikah hahahah,
mohon maaf jika aku di sini berlagak sok tahu perihal jodoh, biarkan aku
berekspresi. Jiahahahaha. Satu lagi, tulisan ini lebih dikhususkan untuk perempuan. Jika kamu
laki-laki dan merasa tidak setuju dengan ocehan-ocehanku di sini ga masalah
karena aku menulis berdasarkan perspektifku. Pertanyaan itu sempat terbersit
juga di benakku pada saat telingaku mulai gatel dan kemerah-merahan setelah
beberapa saat menyimak ocehan-ocehan temanku, biasalah cewek suka curhat.
Kenapa dan kenapa? Akupun sendiri ga tau sebenarnya kenapa, tapi mari luangkan
sejenak waktumu yang cukup berharga untuk membaca isi dari suaraku ini.
Biasanya pertanyaan ini muncul di benak seseorang yang hampir menuntaskan
studinya atau bahkan telah menyelesaikan studi namun jodoh tak kunjung datang. Kekhawatiran
demi kekhawatiran bergelayut di pikiran. Apalagi ditambah penyakit baper yang
tiba-tiba kambuh melihat teman seangkatan tahu-tahu sebar undangan, posting
foto-foto prewedding di instagram, seketika rasanya jantung kita berhenti
berdetak, shock berat pemirsa. Huhuuuuuu.
Kata bang Tere Liye, jodoh itu
akan datang di saat yang tepat, tidak akan terlambat apalagi terlampau cepat.
Yup benar sekali, jodoh itu akan datang di saat yang tepat, dimana kita telah
siap baik secara fisik, materi, dan mental kita dalam perjalanan mengarungi
bahtera rumah tangga. Jangan dikira orang menikah itu melulu menyenangkan loh,
banyak cobaanya pasti. Sudah deh ga usah melulu membayangkan adegan-adegan
romantis ala film korea atau bollywood yang seringkali kita tonton sampe bikin
hati meleleh baper stadium empat, karena apa? Ternyata berdasarkan survey
kecil-kecilan dari kawan yang sudah menikah, menikah itu benar-benar butuh
kesiapan yang matang. Nah loh, pertanyaannya udah siap belum? Menikah itu bukan
perkara adu cepat-cepatan seperti pacuan kuda, jadi ga usah iri, dengki, hasut
sama teman-temanmu yang sudah pada nikah. Jadi begini, Tuhan itu cukup tahu
bagaimana diri kita, maka kalau kitanya memang dirasa belum sanggup dan belum
siap maka yakin jodoh itu masih ditahan saja.
Hal-hal kecil yang perlu
diperhatikan dalam diri kita khususnya seorang perempuan yang menginginkan
dirinya segera menemukan pasangan tulang rusuknya itu jangan kita sepelekan.
Misalnya dalam hal merawat diri sendiri. Masa yah sih, cewek ga bisa merawat
dirinya sendiri? Kalau merawat diri sendiri saja belum becus bagaimana ia akan
merawat suaminya dan anak-anaknya nanti? Oh my.... kasian deh ntar bayinya
ngompol terus kau biarkan begitu saja. Gatel-gatel ntar tuh pantat bayimu...
ahhahaha ga usah dibayangkan. Merawat diri kita sendiri adalah sebagian dari
kewajiban kita dong, jangan sampai orang di samping kita meringis cuma
gara-gara mencium bau busuk badan kita. Oh, jangan sama sekali. Rawatlah diri
sendiri sewajarnya, ga usah berlebihan kecuali jika kau punya duit berlimpah,
yah silahkan. Jaga tampilan kita sebaik mungkin. Pandai-pandailah juga mengatur
barang-barang yang ada di rumahmu, kotsanmu, kontrakanmu, intinya tempat
tinggalmu. Taruh barang-barangmu dengan rapih, cucilah bajumu jangan sampai
dibiarkan menumpuk di pojokan kamar (ini bagi yang ngekost) yang nantinya
bakalan mengundang nyamuk bersarang di sana, syukur-syukur kalau bukan nyamuk aedes
aegepty atau nyamuk demam berdarah. Kapok kan? Kodrat seorang perempuan
adalah partner dari laki-laki. Okelah yah mungkin kau bermimpi jodohmu keren,
ganteng, pinter, mapan dan sebagainya tapi aku pikir laki-laki akan mengkeret
melihat seorang perempuan yang secara umum belum bisa merawat dirinya sendiri
termasuk keadaan sekitarnya. Boleh kamu itu pinter kelewat batas dengan IQ
super tinggi, tapi kalau dalam hal merawat dirinya sendiri saja belum bisa,
maka menurutku pinter doank ga ada artinya. Kau mungkin berpikir akan menjadi
wanita karier, yang pekerjaan rawat-merawat barang milik kita itu bisa
diwakilkan oleh pembantu rumah tangga, oke fine. Tapi tidak semua perempuan
ditakdirkan menjadi wanita karier dan berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku,
urusan kerumah tanggaan itu diurus oleh seorang wanita. Laki-laki mah ngurus
bagaimana “menafkahi” keluarganya.
Hal kecil lain yang
berhubungan dengan siap atau tidaknya kau menerima jodoh yaitu manajemen uang.
Sudah bukan hal yang tabu lagi jika seorang wanita gemar shoping, nyalon, pedicure
manicure, atau apapun yang intinya berkaitan dengan menghambur-hamburkan duit
(menurut aku). Wanita harus pandai-pandai dalam menghandle masalah keuangan,
tersebab mau tidak mau sekali lagi urusan kerumah tanggaan ada di tangannya.
Ekonomi sebuah keluarga bukan ada di tangan seorang lelaki, tapi berada di
genggaman seorang perempuan. Tombak ekonomi sebuah keluarga itu tergantung dari
seorang perempuan, bagaimana ia menggunakannya dengan baik atau sebaliknya.
Sebuah keluarga dengan mudahnya akan hancur hanya karena masalah ekonomi loh. Jadi
jangan heran jika kita sering mendengar berita perampokan, pencurian hanya demi
menafkahi keluarga atau dengan cara korupsi di kantornya hanya demi alasan
memenuhi nafkah istri. Kok bisa? Yah bisa, jika seorang perempuan tidak bisa
mengatur ekonomi keluarganya hingga mengalami krisis ekonomi dalam keluarganya maka
apa yang terjadi? Si suami bisa saja dengan terpaksa melakukan pekerjaan kotor
demi tuntutan kebutuhan keluarganya. Maka jika kamu merasa belum bisa mengatur
keuangan pribadimu, latihanlah mulai sekarang agar besok tidak kaget ketika
menikah. Bedakan mana kebutuhan dan mana keinginan agar tidak mengalami krisis
kantong mendadak di awal bulan. Kalau perlu, bikinlah sebuah buku laporan keuangan
pribadi agar kamu sendiri bisa mengontrol pengeluaran dengan baik. Tidak hanya
itu, mungkin belajar juga menyisihkan duit untuk tabungan dan sedekah. Ingat
loh, dalam harta kita ada sebagian hak milik orang lain, so jangan lupa
sedekah. Hal-hal sesederhana merawat diri, memperhatikan lingkungan hidupmu, memenej
keuangan tidaklah sesederhana itu, tidak sespele itu karena hal sederhana macam
itu adalah awal bagaimana kita dilatih menjadi sesosok perempuan yang mandiri
dan bertanggung jawab esok ketika kita telah dipertemukan dengan jodoh kita. Jadi
kalau misal hal spele semacam itu saja kita belum bisa kita lakukan, maka
jangan heran jodoh tuh belum nongol-nongol. Ngurus diri sendiri saja belum bisa
gimana mau ngurus orang lain? Kan belum siap, mungkin begitu kata Tuhan.
Beberapa minggu lalu booming
pernikahannya Alfin Faiz, putra ustadz Arifin Ilham. Respon masyarakat sungguh
luar biasa, ada yang memujinya tersebab keberaniannya dalam mengambil keputusan
untuk menikah di usia yang cukup muda dan ada pula yang tidak setuju, mengkritiknya
tersebab di usia muda seperti Alfin seharusnya fokus dulu pada urusan studi.
Namun menurutku hal itu biasa saja sih, ga ada sesuatu yang istimewa dari
berita itu tersebab aku ini tinggal di desa yang mayoritas masyarakatnya nikah
muda, apalagi cewek. Jika ada seorang gadis berusia di atas 12 tahun saja ga
bertunangan sudah hampir dianggap sama statusnya dengan perawan tua alias tak
laku. Jadi, kembali ke topik, meskipun Alfin masih berada di usia pelajar namun
dirinya telah dianggap siap untuk diberi tanggung jawab sebesar itu. Jikalau
kita, kalian merasa jodoh belum kunjung datang mungkin memang kita dianggap
belum siap menerima tanggung jawab seperti halnya Alfin. Menikah itu bukan soal usia kok, tapi perihal siap atau tidaknya mengemban amanah membangun keluarga yang sakinah.
Sepanjang jodoh kita belum tiba, maka saatnya kita menyibukkan dalam perbaikan diri kita. Karena akan selalu ada laki-laki yang baik untuk perempuan yang senantiasa berusaha memperbaiki diri, begitupula dengan laki-laki yang selalu memperbaiki dirinya maka akan selalu ada wanita yang baik untuk dirimu yang tak lelah berusaha dalam memperbaiki kualitas dirimu. Jangan sampai berada dalam lingkaran maksiat, meskipun pada saat proses menemukan jodoh. Karena pada saatnya nanti akan ada hadiah untuk mereka yang senantiasa bersabar dalam proses menemukan jodoh dan orang-orang yang tak lelah dalam memperbaiki diri mereka. Jodoh terbaik datang bukan dengan cara pacaran. Sama sekali bukan, melainkan dengan cara terus menerus memperbaiki diri. Itu saja. Lakukan apapun hal-hal yang bermanfaat untuk kita, menambah wawasan, pertemanan dan meluaskan relasi, Jika kita nanti tidak mendapat jodoh yang terbaik itupun tidak masalah, setidaknya kita telah tumbuh menjadi lebih baik dan selalu siap menerima apapun sesuai skenario Tuhan. Selamat menemukan jodoh yang terbaik dan kusemogakan segera dihalalkan ^_^
Sepanjang jodoh kita belum tiba, maka saatnya kita menyibukkan dalam perbaikan diri kita. Karena akan selalu ada laki-laki yang baik untuk perempuan yang senantiasa berusaha memperbaiki diri, begitupula dengan laki-laki yang selalu memperbaiki dirinya maka akan selalu ada wanita yang baik untuk dirimu yang tak lelah berusaha dalam memperbaiki kualitas dirimu. Jangan sampai berada dalam lingkaran maksiat, meskipun pada saat proses menemukan jodoh. Karena pada saatnya nanti akan ada hadiah untuk mereka yang senantiasa bersabar dalam proses menemukan jodoh dan orang-orang yang tak lelah dalam memperbaiki diri mereka. Jodoh terbaik datang bukan dengan cara pacaran. Sama sekali bukan, melainkan dengan cara terus menerus memperbaiki diri. Itu saja. Lakukan apapun hal-hal yang bermanfaat untuk kita, menambah wawasan, pertemanan dan meluaskan relasi, Jika kita nanti tidak mendapat jodoh yang terbaik itupun tidak masalah, setidaknya kita telah tumbuh menjadi lebih baik dan selalu siap menerima apapun sesuai skenario Tuhan. Selamat menemukan jodoh yang terbaik dan kusemogakan segera dihalalkan ^_^
*Ide tulisan ini nyantol di kepala pada saat
sedang sedikit kesal dengan seorang teman, akibatnya yah begini nulis ngalor
ngidul seenak jidat, namun semoga bermanfaat. Jika ada kritik dan saran, monggo
meninggalkan jejak. Matur suwun.
Catatan Eva Edelweis, Yogyakarta 16 Oktober 2016.
0 komentar:
Posting Komentar