Menasihati Profesor

 Selamat malam para tamu blog pribadiku... semoga kamu selalu bahagia seperti aku ^_^
    Ide tulisan ini sebenarnya sudah terlalu lama menghuni pikiranku namun sekali lagi rasa malas itu menggelayut tanpa ampun, padahal hampir setiap hari aku berada di depan layar komputer. Lalu inspirasi ini muncul kembali mendesak untuk segera dituliskan sebelum semuanya kadaluarsa, seperti cintaku untuknya hahahahah... 
    Pertama kali kamu membaca judul di atas, apa yang kamu pikirkan? seseorang yang berkepala botak? seseorang yang berotak sejenius einsten? atau seseorang yang ahli dalam segala hal? oh tidaaaaak... aku tidak akan membicarakan itu semua. hahahhaa. Profesor menurut KBBI adalah seseorang yang memiliki pangkat dosen  tertinggi di perguruan tinggi. Namun aku menyebut (nya) profesor karena ternyata dia sudah cukup berbakat lah di bidangnya, kalau aku mah apa atuh bang cuma butiran debu kalau dibandingin dengan dia. hiks hiks.
    Sebut saja namanya Dias. Kupikir aku benar-benar mengenali sosok seorang Dias, namun ternyata aku salah besar dan itu sangat memalukan saat aku mulai sok tahu tentang orang lain. Dias bilang dia sedang mengalami beberapa persoalan dimana dia sebenarnya menurutku lebih butuh teman curhat daripada solusiku yang terlihat sangat menyebalkan. Dias ini salah satu teman yang sama-sama memiliki hobby menulis diary. Oh yah, tentu saja bukan cuma cewek dong yang suka ngediary cowok pun juga ternyata hobby curhat lewat diary. Saat dia bercerita tentang beberapa hal aku mengatakan sesuatu  "yas, cobalah kau menulis di media yang berbayar jangan hanya nulis diary kayak aku" ucapku waktu itu. "Yah Va, akan kucoba, makasih sarannya" dan komunikasi kami selesai sampai di situ. Lalu suatu hari aku menemukan suatu tulisan jenis kolom di sebuah koran elektronik yang cukup menarik untuk kutuntaskan jadi sarapan pagi. Seketika rasanya mataku berhenti berkedip untuk beberapa saat, tidak hanya itu saja bahkan aku membaca tulisan itu berulang-ulang sampai aku benar-benar hapal isi dari tulisan itu. Nama penulisnya adalah Dias Al-Faraby anak Solo. Aku mengucek mata berkali-kali untuk memastikan bahwa nama itu hanyalah milik sahabatku yang satu itu bukan orang lain. Oh yah, foto yang ditampilkan memang foto dia. Berarti benar kalau itu memang tulisan Dias sahabatku. Kukunjungi mbah yang paling pinter mbah google untuk search namanya lagi, kutemukan beberapa jenis tulisan yang sama dengan judul yang berbeda atas nama penulis yang sama. Sahabatku penulis media massa bukan hanya penulis diary macam aku. Rasanya aku malu sekali waktu itu sok ngasih solusi, dan itu murni aku hanya ingin menyemangatinya saja. Bagaimana mungkin anak petakilan macam aku yang hanya hobby ngediary, ngeblog sok sok an menasihati seorang penulis untuk menulis. Hahahahaha. Parah banget kan yah? makanya sekali lagi, kalau ada orang yang curhat padaku aku nggak berani ngasih solusi apalagi sok bijak bilang ini itu takut kejadian yang sama terjadi lagi. Sungguh memalukan. Namun mungkin sahabatku itu masih jaga muru'ahku sebagai temannya maka diapun mengiyakan apa yang kukatakan. Terimakasih bro... oh nggak terimakasih prof. Yah, karena ternyata kamu pantas untuk kusebut kau sebagai profesor (dalam hal kepenulisan). Maaf dengan lancang sekali aku berlaku sok tahu tentang apa yang orang lain butuhkan, inginkan padahal aku yakin waktu itu kamu hanya perlu telinga untuk mendengarkan segala keluhmu, butuh mulut untuk mendoakan kelancaran usahamu tidak untuk diberi solusi yang kupikir solusinya menyebalkan sekali untukmu. -_- 
    Terakhir, aku berpesan untuk kamu yang membaca tulisan ini, janganlah kamu selalu merasa tahu tentang segala sesuatu, merasa memahami orang lain sepenuhnya apalagi merasa dirimu lebih baik dari orang lain. Cukuplah menjadi pribadi yang rendah hati, dan selalu merasa tidak tahu apa-apa agar kamu mau belajar dari orang lain. Kelihatan tidak tau apa-apa sungguh lebih baik dibandingkan kamu tidak tahu sesuatu namun sok tahu. Udah itu saja yang ingin kutulis di sini, sebagai tulisan tanda liburan telah berakhir.. huuuu huuuuu :'(

Eva Edelweis, Yogyakarta 24 April 2017
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar