Selamat pagi guys...semoga hari-harimu selalu menyenangkan penuh keberkahan. Kali ini aku kembali hadir di rumah laba-labaku dengan mengikuti event 7 hari tantangan menulis bersama #Kampusfiksi dan #Basabasistore untuk yang kedua kalinya. Kamu bisa membaca event yang pertama di tulisanku sebelumnya. Tema di hari pertama lagi-lagi tentang "cinta". Kau mau tahu kisah cinta yang pernah kualami? yukk tengoklah di sini ^_^
Panggil aku eva. Nama kecil yang ibu sematkan untukku hingga hari ini. Jaman aku masih kecil, belum paham apa itu cinta. Tapi aku pernah mengalaminya. Dulu temanku rata-rata bukan jenis perempuan, jadi semisal aku menyukai temanku sendiri yang notabenenya anak lelaki, justru di situlah aku merasa tak ada seorang pun yang menyadarinya. Namun satu hal yang masih kuingat dengan jelas, saat aku bertatap mata dan menyapanya mesti ada rasa gelagapan. Yah, mirip lah kayak orang dewasa berbicara dengan orang yang disukainya.
Namanya Faiq, tapi aku lupa siapa nama lengkapnya. Dia adalah teman sekelas waktu MI, dan satu-satunya teman lelaki yang gak laki. Nah loh? ahahahha maksudnya gimana? Yup. Dia anak lelaki yang punya otak encer di kelasku, sebutlah dia rivalku masalah peringkat di kelas. Saat bel jam istirahat berdentang, suasana di sekolah kami cukup ramai. Rasa bahagia tak terkira saat mereka bebas dari derita harus duduk manis selama kira-kira 2 jam sambil menyantap mata pelajaran. Si Faiq ini tetap anteng di kelas meskipun jam istirahat, padahal anak yang lain sudah beramai-ramai bermain sepak bola di halaman sekolah. Maklum, dia gak suka main sepak bola karena tubuhnya yang agak gempal dibandingkan anak yang lainnya. hahahahah. Tapi dia paling ganteng lah yah di kelas, mukanya imut, manis, dan dibandingkan yang lain dia berkulit putih. Dia juga tidak banyak tingkah macam anak yang lain, tidak nakal, dan anak yang disukai guru-guru. Jadi karena dia ga suka main bola, dia ga nakal kayak teman lelaki seperti pada umumnya, aku mengatakan dia anak lelaki yang ga laki. hahahahha.
Awalnya biasa sih dengan dia, toh dia teman sekelasku. Tapi saat perayaan akhir tahun kenaikan kelas menuju kelas 5 MI, kebetulan kami sama-sama terpilih jadi siswa terbaik di sekolah. Aku sebagai perwakilan dari siswi terbaik dan tentu saja siswa terbaiknya adalah Faiq. Namanya juga anak-anak, biasa sering nggodain temannya sendiri. Nah, dari situlah muncul benih-benih cinta di hati anak ingusan macam kami. Yah, hampir setiap hari kami digodain sebagai pasangan oleh teman-teman, entah itu teman sekelas atau bahkan kakak kelas pun ikut menjodoh-jodohkan kami. Hatiku kedut-kedut saat itu, takut kabar macam ini terdengar oleh bapakku yang waktu itu jadi guru sekaligus sekeretaris kepsek, bisa-bisa aku kena marah bapak...
Suatu hari entah kapan, dia melayangkan pesawat kertas yang ternyata berisi surat cinta (sumpah, kalau diingat, aku mau ngakak...) yang ditulis dengan rapih mendarat di mejaku.. Tapi aku lupa isi lengkapnya seperti apa, hanya saja aku kaget bisa-bisanya anak SD udah berani tembak menembak. Hahahhaha. Maklum jaman kami masih SD handphone itu masih termasuk barang mahal dan langka, hanya orang-orang kaya yang punya. Jadinya, tidak ada chat chit lewat media sosial seperti hari ini, cukup lewat secarik pesawat kertas. Setelah acara kirim mengirim surat, aku jadi enggan menyapanya. Begitu mataku bertemu dengan sosoknya, mendadak jadi deg deg an alay, rasanya hati ini mau meloncat kegirangan tapi bercampur rasa malu. Sampai akhirnya kami lulus MI dia mulai menjauh dari pandanganku, mungkin karena waktu itu aku mengabaikannya. Hahahhaha. Bayangin ajalah yah, aku merasakan jatuh cinta di usia 8 tahun-an terus aku harus gimana? palingan kalau ketemu cuma senyum-senyum doank, terus ngobrol biasa bareng teman sekelas. Jadi kurasa tidak ada yang istimewa dari cinta monyet ini. Hahhahaha.
Beberapa waktu yang lalu aku pulang liburan dari tanah rantau. Pada saat berada di acara walimatul ursynya adek kelasku (maklum, adat di rumah adalah nikah dini kecuali aku ) dan kebetulan ketemu teman MI, dia memberi kabar bahwa satu pekan lagi Faiq akan menikah. Tiba-tiba aku merasa pipiku merona mengingat jaman kami MI dulu... dan ternyata dia telah menemukan jodohnya. Semoga pernikahan kalian sakinah mawaddah wa rahmah Faiq... Sejak kami lulus MI hingga aku lulus kuliah pun, komunikasi kami benar-benar terputus. Salam rindu dari kawan lama
Eva Edelweis Yogyakarta, 11 Maret 2017.
0 komentar:
Posting Komentar