Selamat malam guys, para pembaca setia blog eva edelweis yang isinya campur aduk macam sup buah... hahaha semoga kamu tidak menghujat si penulis yang masih dengan setia menulis di sini. Tema blogku masih sama "About me, Love, and Chemistry" karena jujur saja aku ini murni anak sains yang kadang agak gaje gitu, jadi kuselipkan chemistry di sini biar orang percaya bahwa penulis rada absurd dari blognya eva edelweis adalah anak kimia. Meskipun aku anak sains tapi aku punya minat yang cukup baik dengan dunia psikologi. Sebenarnya dulu hampir jadi anak psikologi sih hahahha. Oke untuk tulisan kali ini aku ingin menulis beberapa part dari psikologi. Kamu yang anak psikologi, lalu menemukan sesuatu yang keliru dari tulisanku, mohon dengan sangat untuk mengkritik atau memperbaikinya. hihihiii... maklum ada anak kimia nyasar ke psikologi.... happy reading...^_^
Gangguan panik... kupikir panik itu cuma suasana diri yang biasa terjadi pada setiap orang, tapi ternyata tidak loh guys, gangguan ini juga bisa disebut sebagai suatu jenis gangguan kecemasan. Gangguan panik ini merupakan bentuk gangguan kecemasan yang paling parah dan cukup hebat. Serangan panik ini semacam saat seseorang diselimuti perasaan ketakutan dan kecemasan yang cukup kuat yang tak beralasan, yang melingkupi diri mereka seperti kabut. Ketika hal itu terjadi, maka seseorang bisa saja tidak berdaya melakukan apa pun.
Gejala yang bisa diamati ketika gangguan panik ini terjadi, dimulai dengan munculnya gejala seperti pusing, takut dengan ruangan sempit, muncul keringat dingin atau jantung yang berdetak kencang. Hal yang paling parah dari gejala ini adalah munculnya rasa takut seseorang akan berakhir pada kematian atau kegilaan. Penyebabnya belum bisa dipastikan seperti apa, mengapa seseorang bisa mengalami gangguan seperti ini.
Seseorang yang mengalami gejala panik yang cukup hebat bisa saja juga mengalami hiperventilasi dalam waktu yang bersamaan. Hiperventilasi ini merupakan suatu kondisi sesak napas karena seseorang bernapas secara berlebihan untuk mencapai gas darah arteri normal, akibatnya oksigen yang dihirup jumlahnya berlebih dari yang dibutuhkan. Pada saat mengalami hiperventilasi maka akan terjadi proses ekskresi gas CO2 dari paru-paru secara berlebih yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan pH darah sehingga kepala bisa pusing dan kejang pada otot tangan dan kaki. Hiperventilasi ini akan membuat serangan panik menjadi jauh lebih berbahaya, maka solusinya adalah memaksa diri untuk menghirup karbondioksida lebih banyak misalnya dengan cara bernapas ke suatu kantong atau menutup mulut dengan tangan sehingga dengan sendirinya seseorang yang mengalami hiperventilasi memaksa dirinya untuk bernapas melalui hidung, hal ini bertujuan untuk meningkatkan gas CO2 dalam darah. Agar kondisi kembali normal, maka perlu merilekskan diri, hembuskan napas perlahan-lahan dan mengalihkan diri terhadap hal-hal lain sehingga tidak muncul kembali rasa takut dan cemas.
*Hanya sebuah inspirasi dari komik yang kubaca, lalu kutuliskan untuk sekedar sebagai pengetahuan paling sederhana untuk diri sendiri. Jika ada kesalahan, monggo diperbaiki.
0 komentar:
Posting Komentar