Ini hari ke-5 aku menulis di
sini sebagai sebuah perwujudan dari resolusi tahun 2017 untuk menerapkan
"One Day One Post". Barangkali yang ditulis di sini hanyalah semacam
sampah dalam kepala yang perlu dibuang, tapi tidak dibuang begitu saja
namun perlu direcycle lewat tulisan. Kali ini aku mengangkat sebuah
review film "Zootopia" yang sudah rilis tahun lalu, tapi aku telat
nonton. Maklum, orang sok sibuk. hahahha. Terakhir kali aku nonton
sebelum nonton zootopia kira-kira 4 bulan yang lalu. cukup lama sekali
kan? hihii yah sudahlah nonton film atau nggak, kan tidak menjadikanku
lantas bertambah cantik... hahahha.
Zootopia. Pertama kali aku membaca judulnya saja, terbersit dalam benakku tentang sebuah "Khayalan" yang dikemas apik oleh sutradara. Dilihat dari judulnya, Zootopia adalah gabungan dua kata antara Zoo dan Utopia. Zoo, yang berartikan kebun binatang. Sedangkan Utopia menurut kamus KBBI adalah sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam kenyataan. Oke, dari sisi makna tekstual saja, dapat kita terka kira-kira isi film ini seperti apa... Barangkali seacam kota impian yang dihuni oleh berbagai jenis binatang dengan penuh kedamaian. Pemain yang berkecimpung, tentu saja bukanlah sosok manusia tapi sejenis binatang. Mulai dari hewan mamalia, dan berbagai jenis hewan predator ikut meramaikan film ini. Disney menampilkan ide kreatifnya dengan cara menampilkan animasi sederhana namun sarat makna.Kehidupan binatang yang digambarkan seperti kehidupan manusia normal.Yah, di film ini sebenarnya memanusiakan binatang. Film dalam bentuk animasi yang cocok ditonton oleh berbagai usia.
Sebuah cerita fantasi yang diawali oleh kelinci betina bernama Judy Hopps yang bertubuh mungil dan imut yang memiliki cita-cita untuk menjadi polisi di Zootopia. Orang tuanya mengatakan bahwa hidup mereka bahagia sejak mereka menyerah pada impian mereka dan memutuskan untuk menjadi petani wortel saja. Tetapi, Judy hopps adalah kelinci yang optimis untuk tetap mewujudkan impiannya. Usaha dan kerja keras ia lakukan pada saat bersekolah di akademi kepolisian sehingga mengantarkannya menjadi lulusan terbaik di sana. Terpilihlah dia menjadi delegasi polisi yang akan dikirim ke Zootopia. Betapa senang dan bahagia yang dia rasakan bahwa mimpinya akan segera terwujud. Zootopia adalah sebuah kota dimana rantai makanan tidak berlaku lagi bagi para binatang. Kehidupan binatang buas dan binatang jinak, luar biasa sempurna, mereka hidup rukun dan damai karena sebuah kesepakatan dari pendahulunya. Setelah ia sampai di Zootopia, yang terjadi bukanlah seperti dugaan yang ada di kepalanya. Chief Bogo seekor kerbau yang berperan sebagai kepala kepolisian justru mengabaikan Judy Hopps yang hanya seekor kelinci kecil untuk bertugas menjadi polisi, ketika hampir semua bawahannya ia tugaskan untuk mencari beberapa binatang yang hilang, justru ia dialihkan sebagai petugas juru parkir.Tetapi sekali lagi, Judy Hopps benar-benar menggambarkan seorang tokoh yang luar biasa optimis, dan selalu bersyukur atas apa yang terjadi padanya. Meskipun sebagai petugas parkir, dia tidak lantas bekerja malas-malasan. Tetapi Judy benar-benar menunjukkan etos kerja yang cukup bagus dengan cara bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan padanya, hingga akhirnya bertemulah dia dengan Nick Wilde seekor rubah yang cerdik dan suka menipu. Dialah yang nantinya akan menemani hari-hari kedepan seorang Judy. Namun, di balik keculasan Nick, dia sebenarnya memiliki nasib yang hampir sama dulu dengan Judy. Diremehkan. Yah, Nick pernah bercita-cita untuk menjadi bagian dari peserta pramuka. Namun, ia seringkali dibully oleh temannya yang notabene hewan-hewan jinak, sehingga ia menyerah begitu saja. Keculasannya adalah sebuah pelampiasan dari kebenciannya. Ia benar-benar membuktikan bahwa seekor rubah tetaplah seekor rubah yang memiliki sifat alamiah yang cukup liar.
Singkat cerita, ia yang memang kepingin sekali menjadi polisi, lalu tiba-tiba mengambil alih sebuah kasus kehilangan dengan cara paksa. Chief Bogo menantangnya untuk menyelesaikan kasus Mrs Otterton, seekor berang-berang yang kehilangan suaminya dalam tenggat waktu 48 jam. Bukan seorang Judy namanya jika ia menyerah begitu saja tanpa mencoba. Bersama dengan Nick, Judy mencoba memecahkan kasus kehilangan 14 warga zootopia. Perjalanan mereka membuahkan hasil yang cukup memuaskan setelah melewati beberapa rintangan bahkan, nyawapun resikonya bukan hanya sebatas ancaman terpecatnya Judy jika dia gagal melakukan misinya. Gabungan antara kerja keras Judy dan kecerdikan Nick, menemukan sebuah hilangnya warga zootopia secara mendadak. Tidak hanya itu saja, mereka juga menemukan keanehan yang terjadi pada hewan-hewan yang telah ditemukan. Hewan-hewan itu menjadi sangat liar. Setelah melakukan beberapa pengamatan ternyata, liarnya para hewan karnivora itu bukanlah hasil reaksi Gen atau DNA mereka. Namun, mereka diberikan sejenis tumbuhan (pelolong malam) yang mengandung zat-zat kimia berbahaya, yang lantas menjadikan mereka liar. Keberhasilan kasus yang dipecahkan oleh Juddy dan Nick menjadikan ia populer di kalangan para hewan. Bahkan, di akhir cerita Nick pun menjadi partner Juddy bertugas sebagai polisi yang sesungguhnya untuk mewujudkan keamanan di Zootopia.
Konflik yang diangkat dalam film ini begitu menarik. Kesetaraan. Tidak pandang bulu ia berasal dari ras apa, keturunan siapa. Seperti halnya sekarang yang terlalu mengkotak-kotakkan ras tertentu. Pesan moral yang disampaikan dari film berdurasi sekitar 1 jam 48 menit yaitu ketika kita menginginkan sesuatu, maka berusaha keraslah jangan pernah menyerah sampai keinginan itu terwujud. Berpindahlah dari zona nyamanmu untuk melihat dunia yang berbeda. Satu hal yang paling penting adalah jangan mudah meremehkan orang lain hanya dari sekilas pandang saja apalagi sekedar melihat dari sisi fisiknya. Kehidupan di Zootopia ini benar-benar membuka mata Judy untuk meyadari satu hal, bahwa realitas terkadang memang tidak seindah khayalan, seperti yang ia bayangkan bahwa zootopia adalah kota impian seluruh binatang, dimana semua jenis binatang diperlakukan sama tanpa membedakan antara kelas hewan jinak atau predator. Mereka hidup rukun dan damai. Kerakusan pada tahta membuat seseorang kehilangan akal sehatnya, semacam itulah yang dilakukan oleh sekretaris wali kota Bellwether, seekor domba yang ingin menguasai kota Zootopia yang selama ini dikuasai oleh para hewan-hewan predator.
Barangkali,
jika film ini ditonton anak-anak merupakan sebuah film edukasi yang
sangat direkomendasikan, dimana di dunia nyata (bukan komik, buku, atau
sejenisnya) sering terjadi pembullyan anak-anak di usianya yang masih
dini. Termasuk aku yang pernah mengalaminya... :( menyakitkan sekali
jika diingat. Akan tetapi jika film ini ditonton oleh orang dewasa, maka
rasanya harus malu pada sifat "kemanusiaan" kita yang seringkali bahkan
lebih buruk dari binatang.
Sekian dulu tulisan ini, karena ternyata aku perlu belajar lagi untuk menuliskan sebuah review yang apik dan menarik. Tulisan ini hanya sebagai sebuah rekaman, bahwa jika masa lalu itu pernah terkenang kembali aku bisa menghibur diriku sendiri untuk menonton film ini kesekian kalinya ^_^
Eva Edelweis, 05 Januari 2016
0 komentar:
Posting Komentar