Sepersekian ingatanku tentang kamu

Sudah lama kita tidak jumpa, apa kabarmu di sana? Tak maukah kau berbagi kabar denganku? 
Sudah lama kita tak saling sapa, sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing. sibuk dengan perasaan masing-masing... Hingga mungkin kau lupa, bahwa kita pernah memiliki perasaan yang sama. 

Aku masih ingat bagaimana kita menikmati pagi duduk berdua diantara keramaian kota hingga petang menyapa. Asyik bukan? yah, tentu saja... tapi kapan kita akan punya peluang menghabiskan waktu bersama lagi meski hanya sekedar menikmati secangkir kopi tubruk racikanku di antara pahitnya kisah kita? Menyeruput kopi bersama hidangan sepotong roti yang kau bawa dari seberang kota. Sudah lama kita tak menikmatinya bersama, duduk berdua berbagi apapun yang kau suka dan kusuka. 

Berbahagialah, dengan hidupmu yang baru bersama orang yang mencintaimu. Jangan lagi mengingat dan mengenang masa lalu. Rasa pilu yang kau tinggalkan, akan sembuh dengan sendirinya. Berbahagialah, tanpa harus melibatkanku lagi dalam hal apapun. Kita bukan lagi sesiapa hari ini, maka jangan lagi sekali-kali kau mencoba datang mengingatkanku pada rasa sakit yang pernah kau cipta. 

Selamat datang di kehidupan yang baru, begitupun aku. Lembaran kisah di masa lalu telah kusimpan rapi di antara banyak lukisan luka yang pernah kupiara, tergantikan oleh kisah hidup baru yang tentu membahagiakan. Kau tak usah lagi khawatir bagaimana aku yang gabut ketika satu hari saja kau menghilang tak memberi kabar sedikitpun. Karena kita hari ini adalah sama-sama orang asing yang pernah datang di masa silam. Berbahagialah kita dengan hidup kita masing-masing, terimakasih pernah memberi warna di antara sekian hari yang Tuhan karuniakan untukku mengecap sebuah kenangan dan proses bangkit dari kepiluan. 

Catatan Edelweis, Yogyakarta 11 Desember 2016
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar