Seseorang pernah bertanya, kenapa aku masih aktif nulis di blog pribadi? Bukankah itu membosankan, katanya.. Lalu kujawab dengan satu senyuman termanis yang pernah kupunya.
Kenapa aku menulis, karena di sinilah aku menemukan diriku. Ketika banyak sekali yang terpendam dalam pikiran tapi aku tak mampu mengatakannya, setidaknya aku masih bisa jujur ketika menulis. Lalu, apakah semua yang kau tulis itu adalah semua yang kamu alami? tanyanya lagi yang terkesan ingin tahu. Masih kuberikan senyumku di hadapanmu. Tidak, tidak semua yang aku tulis adalah sesuatu yang kualami. Kau tahu, tidak semenyek itu hidupku La.... Aku suka mengkhayalkan sesuatu dan kutulis di sini. Aku juga sering menjadi pendengar dari kawanku yang mengalami patah hati, lalu entah bagaimana hatinya tergerak menangis di pundakku.. Aku pikir diriku punya daya tarik yang luar biasa melalui pundak yang sudah keberapa kalinya selalu ada orang yang bersandar di sana dengan sesenggukan dan menceritakan kesedihannya. Aku memposisikan diri mereka, dengan tanpa sadar bahkan aku merasa lebih sedih dari mereka.
Aku menulis untuk diriku sendiri. Aku menulis untuk mentransfer sebagian depresi yang menghuni dalam kepalaku menjadi sebuah tulisan yang bisa kubaca ulang 30 tahun mendatang. Aku ingin menuliskan semua perasaanku di sini, tapi ternyata tetap saja tidak bisa. Meskipun tadi kukatakan bahwa aku bisa jujur ketika menulis, ternyata tak semudah itu.. Pasti ada sedikit perasaan was was dalam hati takut ada seseorang yang segitu keponya denganku sampai bongkar-bongkar alamat blogku ini hahahaha. Kau tahu, setiap kali aku ngepost tulisan yang berbau hal menyedihkan sering ada pesan masuk di hp menanyakan kabarku dan parahnya ada yang langsung ngejudge aku segalau itu....
Aku memang mengurangi keaktifan di media sosial, tapi aku tetap akan menulis selama aku punya waktu di sisa-sisa hidupku. Aku akan menulis sampai usiaku renta dan sudah tidak mampu lagi menulis.. Kamu tahu kenapa? Bagiku menulis itu semacam terapi diri bagaimana mengelola emosi yang selama ini aku pertahankan tetap stabil apa pun yang terjadi.
Aku juga tidak pernah menyangka, blog yang isinya begini riweuh pernah membuatku diterima di beberapa lembaga yang bergerak di bidang copy writing. Aku juga tidak tahu apa yang bikin HRD tertarik dengan port folio yang kubuat. Sayangnya takdir berkata lain sampai akhirnya aku gagal masuk di antara beberapa lembaga tersebut. Awalnya, cukup bikin aku patah hati dan mogok menulis. Tapi dasar kenyataannya aku ini memang harus menulis, karena kalau tidak, bisa membahayakan kestabilan emosiku sendiri hahahha alay... yeah, aku sempat mogok berbulan-bulan tidak lagi menulis di blog ini sebagai wujud marah sekaligus frustasi.. Alhamdulillah, waktu mengajariku banyak hal tentang bagaimana caranya ikhlas dengan apa yang Tuhan skenariokan. Aku balik lagi menulis hal tak penting di sini..semoga orang yang sempat kepo dengan blogku ini tidak mendadak pingsan baca tulisan receh beginian
Eva Edelweis, Yogyakarta 27 April 2018
0 komentar:
Posting Komentar