Manusia robot aku analogikan orang yang hidupnya diatur orang lain. Kau percaya nggak, hari gini ada manusia macam itu? Aku sih percaya. Soal kamu ga percaya, aku ga peduli. Dia si manusia robot, hidup seperti manusia biasanya. Makan dan minum, tidur dan terbangun, belajar dan bekerja, dan masih banyak hal serupa jenis manusia biasa yang ia kerjakan. Termasuk mencintai orang lain misal.....
Sumber: wordsonimages.com
Kau tahu apa bedanya manusia biasa dengan manusia robot? yah, kemerdekaannya. Indonesia telah merdeka sejak 73 tahun yang lalu. Tapi manusia robot belum merasakan merdeka dengan hidupnya. Ketika seseorang merasa apa pun yang dia lakukan dikendalikan oleh manusia lain, maka di situlah ia berstatus sebagai manusia robot. Walau pun ada pernyataan bahwa perasaan, jiwa, hati seseorang tidak bisa dikendalikan oleh orang lain hanya diri kita sendiri yang mampu mengendalikannya sebenarnya tidak berlaku untuk manusia robot. Sederhananya begini, seperti cerita cinderella yang jatuh hati dengan anak raja. Mustahil bagi keduanya di alam nyata. Setidaknya, versi kehidupan manusia robot. Anak raja harus menikah dengan anak raja. Begitu pun seorang putri cantik tidak boleh jatuh cinta pada pelayan rumahnya. Apakah kau mengerti yang aku maksud? ah aku sulit menggambarkannya. Semoga kamu paham yang aku maksud.
Ada banyak alasan, kenapa hidupnya seperti itu, semacam ada belenggu yang tidak bisa ia patahkan kecuali ada seseorang yang dengan sepenuh hati membawanya pergi agar belenggu itu hilang dengan sendirinya. Sebab, itu takdir dia sejak lahir. Bahkan ketika tadi aku mempersoalkan urusan perasaan, jatuh cinta itu kan soal hati. Kita tidak bisa memilih akan jatuh cinta pada siapa. Pada kondisi tertentu, belenggu itu semacam pengendali hidup agar tetap berada di jalan yang seharusnya, tapi urusan perasaan tidak bisa dipaksakan. Belenggu yang sebenarnya hanya ada dalam perasaan si manusia robot tapi orang lain tetap melihatnya seperti manusia biasa yang biasanya menyenangkan.
Kamu ingat dongeng Rapunzel yang disihir ibunya yang jahat dan membuatnya tertidur cukup lama? Dia hanya akan terbangun ketika ada seorang pangeran yang mencintainya dan menciumnya. Aku percaya dengan dongeng itu. Sebagaimana manusia robot, yang hanya akan menjadi dirinya sendiri, menemukan dirinya dan belenggu hidupnya akan hancur hanya ketika ada seseorang yang mencintainya setulus hati lalu membawanya pergi jiwa raganya ke tempat lain. Seseorang yang spesial, yang Tuhan takdirkan untuknya. Tapi aku juga tidak tahu, apakah beberapa jenis manusia robot macam ini akan ditakdirkan bertemu dan hidup dengan seseorang yang spesial macam itu? Spesial karena seperti dongeng Rapunzel, pangeran yang menciumnya tidak sembarang lelaki. Ia memang diutus Tuhan untuk membangunkan Rapunzel dari tidur panjangnya dan bertugas untuk membahagiakannya.
Ada juga seseorang yang mungkin takdirnya tidak akan berubah, tetap jadi manusia robot sepanjang hidupnya jika ia gagal menemukan seseorang yang tadi aku sebut spesial. Tapi menurutku, entah kapan suatu hari belenggu hidupnya akan hilang tanpa disadari walau pun tidak menemukan orang yang spesial. Yah, akan hilang hanya ketika dia pasrah segenap hati tentang seluruh hidupnya pada Tuhan yang Maha segalanya. Menerima takdirnya sebagai manusia robot sepanjang hidupnya. Yakin, bahwa apa pun yang terjadi itu memang skenario terbaik dari Tuhan. Lantas ia hanya mensyukuri dan menikmati hidupnya hari demi hari dengan hati yang gembira dan lapang dada.
*Tertulis di Laboratorium Fisika Universitas Islam Indonesia
Eva Edelweis, Yogyakarta 5 April 2018
0 komentar:
Posting Komentar