Semester 7 sudah berlalu, teringat satu tahun yang silam pada saat materi kuliah Tasawuf yang diampu oleh salah satu dosen favoritku yang ternyata dosen psikologi UII. Referensi utama yang kami gunakan yaitu sebuah buku berjudul "Prophetic Intelligent" mungkin dari kalian yang tertarik untuk belajar tasawuf sekaligus mendalaminya, dipersilahkan membaca buku ini (saya lagi promosiin buku loh..... ). Banyak hal yang disajikan dalam buku ini, namun dari sekian banyak sub judul yang dihidangkan ustadz penulis, yang paling menarik adalah tentang do'a. Kalian tentu tidak asing kan dengan istilah do'a? maka tak usah kuperjelas panjang kali lebar di sini. Penghujung semester ini ditutup oleh materi tasawuf yang membahas tentang do'a. Pertemuan yang cukup spesial menurutku, karena kami angkatan 2012 putri yang akan segera mengakhiri studi dipersilahkan satu persatu untuk share kisah pribadi masing-masing mengenai do'a dan kado spesial dari pertemuan terakhir di semester itu adalah impian dan keinginan yang belum kami raih diaminkan bersama-sama di kelas, katanya sih do'a usadzku ini maqbul... apalagi ditambah dengan do'a orang lain maka aku yang penuh pengharapan pada saat itu pun meyakini 100 % Tuhan sedang menyimak do'a kami.
Pada saat kuceritakan beberapa pengalaman pribadiku tentang do'a, ustadzku berkata begini "Tuhan itu telah menjamin do'a kita akan terkabul, sebagaimana yang Ia katakan dalam al-Quran, ud'uunii astajib lakum. Ada 3 cara Tuhan itu menjawab do'a kita. Pertama, ya, Aku beri sekarang. Kedua, tunggu, Aku mau lihat usahamu terlebih dahulu. Ketiga, tidak, Aku punya yang lebih baik untukmu." Jadi benar, jika Tuhan itu memang akan menjawab do'a kita. Entah itu akan dijawab saat itu juga, entah nanti atau barangkali permintaan kita tidak dikabulkan namun Tuhan menggantikannya dengan yang lebih baik. Maka jangan langsung mengjudge Tuhan itu tidak mengabulkan permintaan kita, sabarlah... Tuhan itu Maha Oke guys... maka jangan lelah berdo'a dan berikhtiar. Tuhan itu akan mengkabulkan do'a-do'a kita, asal kita tidak merevisi sendiri do'a-do'a kita. Lah kok bisa? yah bisa dong... bukan cuma skripsi doank yang ada revisinya, tapi tanpa kita sadari terkadang seringkali kita merevisi do'a-do'a kita sendiri. Tak heran, jika kita ngedumel, dan merasa keinginan kita tidak kunjung terkabulkan. Contoh, kamu sedang berdo'a bahwa 2 bulan yang akan datang tulisanmu akan tembus di media massa sekelas KOMPAS. Oke, kata Tuhan begitu mendengar do'a kita. Lalu ternyata kau merasa tulisanmu masih ecek-ecek dan belum layak dibaca banyak orang apalagi terbit di kompas. Kau khawatir, tulisanmu akan dikritik masyarakat pembaca. Rasa-rasanya masih perlu menulis lagi dan lagi untuk menghasilkan tulisan yang layak dibaca, kira-kira butuh 4-5 tahun lagi mateng untuk mengasah kekreatifan menulis kemudian terpublish. Oke, kata Tuhan lagi, Aku akan mengabulkan do'amu setelah 5 tahun lagi. Nah loh, seandainya kau tak berpikir ragu-ragu dengan kemampuanmu serta keajaiban Tuhan, bisa jadi 2 bulan yang akan datang tulisanmu benar-benar terpublish di kompas. siapa yang bakal mengira? Namun, karena prasangka buruk kita pada Tuhan, maka apa yang terjadi? Tuhan akan mengabulkan do'amu nanti 5 tahun yang akan datang. loh kok bisa? yah bisa dong, Allah itu Maha Oke guys... kamu mau apa, bagaimana, Allah itu mendengar kok suara kita, bahkan suara hati kita. Masih ingatkah sebuah hadits qudsi yang isinya begini "Ana 'inda dzonni abdi bii wa ana ma'ahuu 'inda dzakaran" yang kira-kira artinya adalah aku ini berdasarkan prasangka hambaKu dan Aku bersama hambaKu ketika namaKu disebutkan. Seandainya saja kamu yakin bakalan bisa menembus kompas dalam waktu yang demikian cepat yang tentu saja jauh sebelum kau punya keinginan kau memang punya minat menulis dan mau ikhtiar, Tuhan itu bakal ngabulin kok permintaanmu. Lah kok bisa?? lagi-lagi kau nanya begitu.. yah tentu bisa dong, karena Dia Tuhan yang tak bisa kita kendalikan kehendakNya. Karena kau berpikiran negatif, ragu-ragu, khawatir terhadap kemampuan dirimu sendiri dan keajaiban Tuhan jadilah mimpimu masih lama untuk dikabulkan. maka point penting yang perlu kau catat baik-baik dalam pikiranmu adalah berhati-hatilah dalam bicara, berpikir, dan berdoa. Entah itu bicara dengan sengaja, tidak sengaja, atau bahkan meski hanya sekedar gumaman hati. Barangkali pada saat itu Tuhan sedang mendengarkan ucapanmu dan mengkabulkannya
Oke, jika kau sudah yakin dengan keajaiban Tuhan tadi, ikhtiarpun dilakukan semampumu, lalu masih saja do'amu belum terkabulkan. Kata dosenku, bisa saja hal ini terjadi karena dosa. Yup, dosa itu ternyata menghalangi keterkabulan do'a-do'a kita loh. jangan sampai hal ini terjadi pada diri kita. Kita sibuk berjuang keras, merapal do'a sekencang-kencangnya tapi kita lupa bahwa diri kita bermandikan dosa. Maka segeralah meminta ampunan Tuhan agar segera mengembalikan diri kita dalam keadaan hati dan jiwa yang bersih agar ketika kita menginginkan sesuatu, Tuhan itu begitu ridla untuk memberi apapun yang kita minta. Yakini bahwa Tuhan itu tak kan membiarkan diri kita dalam keterlantaran tanpa terkabulkannya do'a-do'a kita. Berbekal ikhtiar yang cukup, do'a yang mantap, dan jiwa yang bersih in sya allah apapun yang kita minta pada Tuhan akan Dia berikan, bahkan ketika ketidakmungkinan secara logika terwujudnya keinginan kita menjadi sangat mungkin terjadi maka di situlah keajaiban Tuhan yang Maha Oke itu berlaku. Kita jangan pernah merevisi do'a kita, tapi mantapkanlah do'a kita supaya Tuhan yakin kita bersungguh-sungguh dalam do'a kita dan meyakini keMaha Oke-an Tuhan dalam segalanya.
Bagaimana jika kita telah berikhtiar, berdo'a, membersihkan diri dengan meminta ampunan Tuhan tapi masih saja keinginan kita belum tercapai, bahkan justru yang kita peroleh adalah sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan. Pertanyaan ini muncul dari salah satu temanku. Semisal begini, kamu akan mendaftarkan diri di suatu kampus di prodi yang cukup populer dan banyak diminati orang seperti jurusan Teknik. Namun ternyata, kau lolos di jurusan pendidikan bukan Teknik. Padahal, kamu sudah bekerja keras mengasah bakatmu sejak jauh-jauh hari di bangku SMA. Tapi apa yang kau dapat? akhirnya dengan berbagai alasan dan saran dari teman, keluarga, masuklah kau menjadi mahasiswa bidang pendidikan secara ikhlas. Kenapa itu bisa terjadi? nah, jawaban yang menarik dari dosenku cukup simpel sebenarnya. Mungkin saja apa yang kita peroleh itu bukan hasil jawaban Tuhan terhadap do'a-do'a kita, namun jawaban terhadap do'a-do'a orang tua kita. yup, bukan hal yang mengagetkan lagi kawan, jika do'a orang tua itu ternyata maqbul. Bukankah keridlaan Tuhan ada pada keridlaan orang tua? maka tidak heran jika Tuhan lebih mendengarkan do'a dan harapan orang tua dibandingkan harapan kita sendiri. Jadi kau jangan bangga jika ternyata do'a dan keinginanmu seringkali terwujud karena bisa jadi semua itu berkat do'a dari orang tua bukan hanya semata-mata hasil dari kerja kerasmu. Nah bagaimana jika harapan kita dan orang tua kita berbeda? maka kasus seperti inilah yang harus kita pahami baik-baik.. seperti kasus di atas, seseorang menginginkan dirinya bergelut di bangku kuliah pada bidang Teknik, namun lolosnya malah di bidang pendidikan. Mungkin hal ini yang diinginkan orang tua. Yup, orang tua kita bisa saja takut untuk menyampaikan keinginannya agar si anak kuliah saja di prodi pendidikan bukan Teknik, takut anaknya down dengan mimpinya. Namun, ternyata diam-diam orang tua menyampaikan harapannya langsung pada Tuhan yang Maha Oke. Beres perkara. Si anak bisa apa? maka jalani saja takdirnya. Jika hal ini terjadi, di sinilah kekuatan do'a kita diadu sebenarnya. yah, karena antara keinginan orang tua dan keinginan kita berbeda, maka kita dapat berikhtiar lebih dengan kuat-kuatan do'a. Persoalan do'a orang tualah yang lebih dahsyat, maka terimalah dengan ikhlas, karena sekali lagi ku tuliskan bahwa Tuhan menjawab doa kita dengan 3 cara, salah satunya adalah Tuhan tidak mengabulkan do'a kita namun menggantinya dengan yang lebih baik untuk kita. luar biasa sekali kan keajaiban do'a ini? Yuk, mantapkan do'a....
Bagaimana jika kita telah berikhtiar, berdo'a, membersihkan diri dengan meminta ampunan Tuhan tapi masih saja keinginan kita belum tercapai, bahkan justru yang kita peroleh adalah sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan. Pertanyaan ini muncul dari salah satu temanku. Semisal begini, kamu akan mendaftarkan diri di suatu kampus di prodi yang cukup populer dan banyak diminati orang seperti jurusan Teknik. Namun ternyata, kau lolos di jurusan pendidikan bukan Teknik. Padahal, kamu sudah bekerja keras mengasah bakatmu sejak jauh-jauh hari di bangku SMA. Tapi apa yang kau dapat? akhirnya dengan berbagai alasan dan saran dari teman, keluarga, masuklah kau menjadi mahasiswa bidang pendidikan secara ikhlas. Kenapa itu bisa terjadi? nah, jawaban yang menarik dari dosenku cukup simpel sebenarnya. Mungkin saja apa yang kita peroleh itu bukan hasil jawaban Tuhan terhadap do'a-do'a kita, namun jawaban terhadap do'a-do'a orang tua kita. yup, bukan hal yang mengagetkan lagi kawan, jika do'a orang tua itu ternyata maqbul. Bukankah keridlaan Tuhan ada pada keridlaan orang tua? maka tidak heran jika Tuhan lebih mendengarkan do'a dan harapan orang tua dibandingkan harapan kita sendiri. Jadi kau jangan bangga jika ternyata do'a dan keinginanmu seringkali terwujud karena bisa jadi semua itu berkat do'a dari orang tua bukan hanya semata-mata hasil dari kerja kerasmu. Nah bagaimana jika harapan kita dan orang tua kita berbeda? maka kasus seperti inilah yang harus kita pahami baik-baik.. seperti kasus di atas, seseorang menginginkan dirinya bergelut di bangku kuliah pada bidang Teknik, namun lolosnya malah di bidang pendidikan. Mungkin hal ini yang diinginkan orang tua. Yup, orang tua kita bisa saja takut untuk menyampaikan keinginannya agar si anak kuliah saja di prodi pendidikan bukan Teknik, takut anaknya down dengan mimpinya. Namun, ternyata diam-diam orang tua menyampaikan harapannya langsung pada Tuhan yang Maha Oke. Beres perkara. Si anak bisa apa? maka jalani saja takdirnya. Jika hal ini terjadi, di sinilah kekuatan do'a kita diadu sebenarnya. yah, karena antara keinginan orang tua dan keinginan kita berbeda, maka kita dapat berikhtiar lebih dengan kuat-kuatan do'a. Persoalan do'a orang tualah yang lebih dahsyat, maka terimalah dengan ikhlas, karena sekali lagi ku tuliskan bahwa Tuhan menjawab doa kita dengan 3 cara, salah satunya adalah Tuhan tidak mengabulkan do'a kita namun menggantinya dengan yang lebih baik untuk kita. luar biasa sekali kan keajaiban do'a ini? Yuk, mantapkan do'a....
*Tulisan ini hanyalah sebuah ocehan ringan seorang Eva Edelweis untuk mengenang dosen tasawuf saja, yang juga terisnspirasi dari tulisannya mas Haris. Semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 3 November 2016
0 komentar:
Posting Komentar