Rindu kembali melumpuhkanku...
mengusikku dengan badai kenangan yang menggempur tanpa ampun. Pergilah, jika kau memang harus pergi, jangan menghantuiku kesekian kalinya. Aku sungguh takut, tidak bisa melanjutkan hidup dengan tenang jika kau terus-menerus begini. Melayang-layang di langit-langit kamarku setiap kali mata hendak terlelap, lalu tercipta penyakit sejenis insomnia.
Sebuah catatan tentangmu tak kan kutuliskan lagi di sini, meski jemari ini selalu memaksaku untuk melakukannya. Kau tahu kan, betapa rasanya menanggung rindu itu begitu berat? Jika kau ingin menetap, menetaplah tapi jika kau hendak pergi, menepilah dari sarang pikiranku.
Rindu itu terus berdengung tanpa jeda...
selirih suara angin malam yang selalu kunanti di saat rindu mulai bertaburan..
Rindu dan terus saja rindu...
Tanpa titik, dan koma
Tanpa pemberhentian dan kematian....
Rindu terus saja menggebu, menyerangku bertubi-tubi hingga aku sungguh tidak sanggup untuk menahan diri melepasmu.
Rindu itu kadang datang terbawa aliran air, menyiramku dengan hawa dingin yang angkuh.
Rindu kadang pula datang terbawa angin, mengembus, menggelitiki ujung-ujung rambut
Rindu itu kadang pula datang terbawa kicauan burung yang mengalun indah di pagi hari,
Tapi rinduku tetap saja tak pernah sampai hingga ke akar hatimu.....
Eva Edelweis, Yogyakarta 8 November 2016
0 komentar:
Posting Komentar