Seorang guru sufiku pernah bercerita tentang dirinya bahwa waktu beliau masih muda, beliau menyukai banyak wanita. Bukan sesosok play boy yang suka tebar pesona, sungguh bukan. Beliau adalah santri tulen yang sedang mencari jati dirinya. Beliau mencintai lalu sakit hati, begitulah kira-kira ringkasnya kisah beliau. Bahkan terlalu banyak wanita yang didekatinya. Mau kuistilahkan sebagai pacar, rasa-rasanya kurang sopan. Jadi begini, beliau memang sengaja menyukai beberapa wanita untuk membuat dirinya patah hati. Berpindah dari satu hati ke hati yang lain. Wanita itu penuh inspirasi, begitulah beliau menganggapnya. Apa yang terbersit dalam benakmu dengan cara pikir seperti beliau? ada orang yang susah payah dengan sengaja bikin dirinya sakit hati... what wrong about him? Alasan satu-satunya adalah inspirasi. yup, dia menyukai seseorang untuk menemukan inspirasi, pun patah hati untuk meraih inspirasi. Katanya sih, ketika seseorang berada di titik terlemahnya, pada masa-masa yang sulit di situlah inspirasi, ide akan nongkrong dalam pikiran kita. Disitulah kita akan berada di istana pikiran yang penuh dengan jutaan ide. Lahirlah puisi-puisi romantis dari jiwa beliau. Well, satu pesan yang cukup mengesankan dari beliau adalah "Jatuh cintalah dan patah hatilah".
Aku ini bisa disebut sebagai pengagum rahasianya, hahahhaha. bagaimana tidak? apapun yang beliau bicarakan mesti menarik. Hal yang paling mengerikan adalah, akupun pernah mencoba ramuannya untuk menemukan inspirasi. Aku jatuh cinta dengan seseorang. Well, aku benar-benar jatuh cinta dan seolah tenggelam dan terseret untuk masuk dalam hidupnya. Inspirasi itu memang pernah datang bertandang, bahkan aku pun pernah merasakan manisnya ide yang pernah kutumpahkan. Melayang di meja redaksi dan aku juga pernah tahu rasanya ditolak berkali-kali. Semua itu karena kamu. Bahkan aku menulis hingga saat inipun karena kamu. Ceracauku di sini, kembali hidup karena kamu. Sebuah inspirasi dari seorang guru yang benar-benar berpengaruh besar dalam hidupku. Mungkin kalian yang membaca tulisan ini akan mencibir bahwa tulisan-tulisan di blog ini lebih pantas dianggap sampah. Oke, aku akui yang kutulis memang hanya sampah yang hendak kubuang dari batok kepalaku.
Aku sudah pernah mencoba ramuan guruku untuk mendatangkan inspirasi. Namun yang ada, aku betul-betul patah hati. Meski harus ku akui di saat rindu bertandang, maka aku harus segera minum air sebanyak-banyaknya untuk menggantikan air mata yang membanjir di pelupukku. Aku ga mau lah sakit cuma gara-gara dehidrasi yang disebabkan oleh tangisan alay bombay. Lebay yah?? yah memang. Tapi aku tak pernah bermain-main soal perasaan. Seperti halnya guruku mencintai, lalu sengaja bikin diri sakit hati karena putus. Oh tidak, jika berniat seperti itu berarti aku telah mencoba memainkan hati anaknya orang, lebih-lebih main-main dengan diri sendiri. Aku pernah jatuh hati karena memang jatuh hati dan tak semudah itu berpindah dari satu hati ke hati yang lain. aku ini tipe-tipe yang agak setia kok ahahahah. Salah satu alasan klasik mengapa tulisanku penuh bumbu-bumbu rindu yah karena itu, aku jatuh hati karena Allah yang dengannya, inspirasi benar-benar datang seperti kata guruku. Inspirasi yang datang adalah bonus dari Allah, karena mau seberapa jatuh aku menyukai maka tak kan habis kutuliskan di sini. Yah aku jatuh hati karena Allah. Perihal tentang jatuh hati dan rindu, aku tuliskan sedikit lagi di sini (rindu lagi?? ga bosen kali yah..... ahahhaha).
Kau tahu sakitnya rindu? ah, pasti kau tahu. Bagaimana mungkin seseorang di zaman canggih seperti ini tak kenal sakitnya rindu? sakitnya lebih parah dari sakit maagh, atau bahkan sakit typus. Serius!! Kalau udah kambuh nih sakit, kau bakalan kuat puasa berhari-hari tanpa makan sesuappun nasi. Bahkan parahnya lagi, kau sudah tak mengenal bagaimana nikmatnya tidur yang lelap dan bermimpi indah. Kalau sudah kambuh, kau memang layak disebut sebagai pesakitan. ngeri deh pokoknya. muka kusut tak terawat, bahkan kau bisa jadi tak peduli orang-orang di sekitarmu. Yang ada dalam benakmu itu hanya orang yang kamu rindu, bahkan dirimu sendiri seolah bayangan semu. Nggak kok, aku bukanlah Syeikh Siti Jenar yang akan mengatakan "ahad, ahad, hanya dirimu yang ada," karena apa? boleh jadi kalau sudah menderita pesakitan rindu aku sudah hidup setengah sadar setengah tidak, yang ada cuma kamu. Aku bahkan masih ingat bahwa sejatuh cinta apapun aku pada seseorang, maka tak mungkin aku menghilangkanNya dari sudut hatiku. Mungkin ini alasannya aku masih hidup dengan nyaman dan damai, bahkan saat aku menderita rindu (wkwkwkkw alay ). Seseorang pernah berkata padaku "Rindu itu berat, kamu tidak akan kuat biar aku saja yang merindu. kamu jangan" ahh alay banget pikirku saat itu. Tapi begitu aku mengalaminya, aku bahkan tak akan pernah mengatakan kalimat seperti itu pada siapapun.
Rindu itu menyebalkan, bahkan cenderung kurang ajar. Dia selalu bertambah dan bertambah tanpa tahu rasanya berkurang. Terkadang meski aku sadar begitu menyebalkannya rindu, akupun dengan sengaja menciptakannya. Menahannya berlama-lama dalam diriku. Aku sengaja menciptakan sakit, patah hati berkali-kali hanya karena satu alasan. Yah benar, back to the fisrt statement, Inspirasi.Tanganku tak selihai beliau melahirkan banyak karya-karya yang bikin hati begidik kalau membacanya. Aku cuma sedikit belajar dari beliau, mencoba mengorat-ngoret dan menumpahkan apapun yang ada di benak. Jujur saja apa yang dikatakan guruku itu benar, bahwa ketika kita berada di titik terendah sebagai sesosok ciptaanNya Tuhan, maka terkadang di situ banyak ide dan inspirasi bermunculan. Hanya masalahnya adalah bagaimana kita mampu mengikatnya dan mengemasnya dengan baik. Aku sih jelas masih belajar, jadi kau boleh mencibir tulisan penuh kealayanku di sini hahahhaha.
Well, aku jatuh cinta dan benar-benar tenggelam dalam euforia asmara. Tetapi tidak hanya inspirasi yang pernah muncul, perubahan, dan rasa-rasanya hidup ini terlalu indah untuk kau nikmati sendiri tanpa merasakan asyiknya mencintai seseorang.....maka jatuh cintalah!.
Selamat menemukan inspirasi yang jauh lebih dahsyat dari sebatas euforia mencintai. :)
Yogyakarta, 24 September 2016