Kita pernah menuliskan cerita bersama. Tentang sepasang manusia yang tengah jatuh cinta karena Tuhannya.
Tiada rindu yang tak pernah bertandang saat do'a mulai dilupakan. Berjuta-juta kali kita pasang muka semangat, cinta yang membara, do'a yang senantiasa terkata... Tapi lagi-lagi rindu memang hendak kita lupakan bergantikan do'a dengan penuh keikhlasan.
Rindu kami benar-benar terlupakan berganti tunas rindu yang baru
Rindu pada siapakah gerangan? Rindu pada Tuhan.
Tercipta luka sedikit demi sedikit di tengah-tengah cerita kita. Berdarah, bahkan semakin hari kian dalam luka itu. Kita pun sama-sama bertanya "Tuhan, hendak Kau apakan perasaan kami? jungkir balik memaksamu tanpa mengenal waktu untuk kau pertemukan kami di setiap penghujung fajar dan syurukMu. Dada kami lelah, menahan sesak yang sudah berminggu-minggu tertahan, berderu hingga kami memutuskan untuk menanggung perasaan saling merindu. Tuhanku, andai saja kau tak pernah mencipta cinta kasih sedalam ini, maka sanggupkan Kami atas kesabaran hadirnya sebuah perpisahan"....
Kamipun sama-sama paham, rindu memang butuh tenaga. Semacam apa? semacam sakitnya sebuah usaha melupakan, meski dalam kurun waktu yang tak terlalu lama.
Kau pun berkata, Jika kita memang saling merindukan karena Tuhan, mari kita buktikan....
0 komentar:
Posting Komentar