Ini kali kesekian aku singgah di kota Apel. Bertemu dengan orang baru setiap kali mampir. Kali ini hanya sekedar mampir gara-gara seorang teman yang memintaku kesana. Teman yang baru kukenal liburan kemarin. Menjadi sangat umum jika wanita suka belanja. Tapi aku, aku sungguh benar-benar tidak betah berada di pusat perbelanjaan dengan keramaian yang masya allah rasanya aliran darah dalam otakku berhenti mengalir. Kebetulan sekali teman tadi mengajakku kesana. Tanpa perasaan bersalah, aku meminta untuk pulang dan segera berlalu dari keramaian macam ini. Pikiranku pusing melihat deretan baju warna-warni yang begitu banyak. Jujur saja, aku memang bukan wanita yang stylis meski aku beralih tempat tinggal di perkotaan. Jangankan harus memusingkan diri harus make baju warna ini, make up yang begini bahkan bajuku saja semuanya ummi yang pilihin jadi aku tinggal make. Ribet amatlah kalau milih baju yang akan dibeli. pusing udah kayak gempa. aku lebay yah? emang. Liburan kemarin pun aku memilih untuk tidur saja saat teman ngajak ke Ramayana. Heii bukan tentang duit yang aku permasalahkan, tapi aku tak suka ke tempat belanja ditambah lagi jika terlalu ramai. ohh, rasanya.... oke, aku perlu minta maaf pada temanku yang satu itu, memaksanya harus pulang. Hingga akhirnya kami berada di lantai bawah pameran buku. wooooow mataku berkaca-kaca liat buku itu. ada beberapa buku yang kuincar di sana, tapi sayangnya aku harus berpuasa untuk tidak ngiler baca buku yang lumayan itu. hahahahha aku sudah berjanji pada diri sendiri, setelah aku tak punya urusan dengan segala administrasi kampus, aku harus segera mengunjungi toga mas di kota. woooo pokoknya harus hunting buku yang sempat bikin mataku iri setengah mati. Bye the way buku yang kau pilihin kemarin "Kamu Indonesia Banget Kalau....." itu cukup menarik. Terkekeh sendiri di pojokan asrama dan ah, ini tawa yang mahal loh. hahahahhaha. Kukira selera humorku begitu jelek, tapi yah kau harus membacanya dengan tenang dan senyaman mungkin. Bahasanya sih sederhana, banget malahan, tapi aku tak perlu malu untuk sekedar ngakak sendirian bacanya. Ada beberapa argumen yang begitu nyata adanya dan aku harus menyetujui apa yang Berit sampaikan di situ. Semisal orang Indonesia yang begitu tabu pada alkohol tapi dengan tenangnya merokok di kereta, bus bahkan di depan anak-anak. Karena aku benci perokok, sekalipun ayahku sendiri adalah perokok.
0 komentar:
Posting Komentar