Surat ini kutulis untuk diriku di masa depan.
Va, esok ketika tiada seseorang lagi yang mendengar suaramu, peduli denganmu maka ingatlah bahwa di masa-masa mudamu suaramu lebih banyak bungkam oleh keadaan. Suaramu lebih terdengar semacam jeritan-jeritan kecil yang selalu kau perdengarkan di depan TuhanMu. Yah, ingatlah bahwa kau masih memiliki Tuhan yang selalu mendengar suara-suara hati yang tidak kau ucapkan pada yang lain

Va, kamu tak perlu menangis lagi di pojokan kamar saat pikiranmu bejibun penuh dengan beban dan masalah. Bukankah kau telah akrab dengan itu semua? Bukankah kau selalu berbisik pada dirimu sendiri untuk tidak menjadi seseorang berjiwa lemah, bermental lemah... Kamu selalu cerewet bicara dengan dirimu sendiri bahwa kau sejenis gadis yang sangat kuat, yang selalu bilang "aku baik-baik saja Tuhan"  bukankah begitu Va? maka tolong bacalah surat ini kembali jika 10 tahun- 30 tahun yang akan datang ada banyak terpaan masalah mengganggu urat nadimu, menahan helaan napasmu, ingatlah bahwa kau telah lebih dulu terlatih menghadapi semuanya sendiri. 

Va, ketika orang-orang terdekatmu meninggalkanmu janganlah kau patah hati terlalu dalam apalagi sampai berniat bunuh diri. Ingat kembali Va, di usiamu saat ini, saat kau menuliskan tulisan ini kau telah mengalami banyak kehilangan yang lebih parah dari hanya kehilangan kekasih hati. Kau telah sering mengalami patah hati kesekian kalinya, maka tetaplah berdiri tegak menatap kedepan, bahwa orang-orang yang menyayangimu dengan tulus akan punya seribu alasan untuk tetap tinggal di sisimu meski ada satu alasan kuat untuk pergi meninggalkanmu.

Va, kau percaya kan Tuhan itu tak pernah dzalim dengan hambanya ? Yah, percayalah selama kau berjalan di jalanNya, di jalan yang diridlaiNya, tak perlu resah dengan orang lain yang mungkin telah lama memendam rasa benci terlalu dalam melihatmu bahagia. segalanya akan terjadi secara bergantian, dan tetaplah memiliki hati yang anggun yang tidak mudah mendendam pada siapa pun. 

Surat ini hanya sekadar surat untuk diri sendiri di masa 10-30 tahun yang akan datang. Ketika kau mengalami masa-masa paling sulit yang kesekian kalinya, bacalah kembali tulisan-tulisan ini hingga tuntas. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 22 Ramadhan 1438 H
Syemangat malam para teman-teman sekalian.... Heiii sebelum aku menulis di sini, ada kabar gembira yang ingin kubagi. Apaan? liburan. Yah, liburan telah tiba dan selalu kutunggu-tunggu sambil lalu melototin kalender tiap hari mencari tanggal-tanggal merah atau menghitung berapa lama lagi libur panjang akan datang... Hehehee penting? iyalah penting banget buat aku, tapi nggak penting buat kamu :P Tidak terasa yah, tantangan menulis bersama kampus fiksi sudah memasuki hari keenam. Woaaaaa, blogger macam aku yang suka ngediary di sini mendadak jadi sangat produktif karena dideadline. Yuuk ah, lanjut....

    Alasan apa yang membuatmu pantas memiliki pasangan hidup yang baik? Tentu saja semua orang menginginkan pasangan yang baik. Sebejat-bejatnya seseorang aku yakin mereka pasti akan selektif dalam memilih pasangan hidup. Namun, sebelum kita memimpikan banyak hal dari calon pasangan kita, mari sedikit telisik lebih dalam diri kita yang sebenarnya, kenali diri kita yang sesungguhnya, bercerminlah dan jujurlah pada diri sendiri, apakah kita pantas mendapatkan pasangan seperti yang kita inginkan?
Beberapa alasan kenapa aku pantas memiliki pasangan hidup yang lebih baik:
     
   Pertama aku memang bukan wanita yang punya wawasan dan pengetahuan agama yang luas namun bukan berarti aku  berhenti belajar untuk terus menerus mengubah diriku menjadi sosok muslimah yang lebih baik dari hari kemarin-kemarin. Nah, saat berikhtiar semacam itu, aku selalu berharap semoga pasanganku pun sedang menyibukkan waktunya untuk menjadi seseorang yang lebih baik, seseorang yang memantaskan dirinya sebagaimana aku memantaskan diriku untuk memiliki pasangan hidup sebagaimana impianku.

    Kedua, orang bilang aku itu absurd. Yeah, aku bahkan tidak akan sakit hati dengan predikat absurd. Hal inilah yang membuatku yakin aku pantas memiliki pasangan hidup yang baik. Lah kok bisa? yah bisa dong, kan namanya pasangan, pasti berbeda. Semisal proton, muatan positif pasti berpasangan dengan elektron yang bermuatan negatif. Begitu pula dengan aku. hihihi... Meski absurd, aku yakin Tuhan tidak mendzalimiku dengan memberiku pasangan yang tidak lebih dari aku, tentu saja pasangan yang baik biar aku tidak selamanya absurd -_-

    Ketiga, Aku ini sejenis tipe orang yang boleh dibilang "Mandiri" sejak usia dini. Apa yang kuinginkan selalu kuupayakan dengan tanganku sendiri semaksimal mungkin. Dimanja? dalam keluargaku tidak ada istilah dimanja, apalagi bergantung pada orang lain. Ketika menginginkan sesuatu, maka yang bertanggung jawab meraihnya adalah diriku sendiri dengan usahaku. Kalau gagal gimana ? Aku bersahabat dengan berbagai kondisi buruk dalam hidup. Keadaan semacam itu melatihku untuk survive dimana pun aku berada dan dalam keadaan apa pun. Hal ini pula yang membuatku yakin bahwa aku pantas memiliki pasangan hidup yang baik. Meskipun aku perempuan, jangan khawatir aku hanya akan membebani hidup sebagaimana perempuan yang suka ngemall misal, atau suka molas-moles muka pake modal nuntut pasangan harus ngasih ini itu, menggantungkan diri pada pasangan. Kamu (pasanganku) in sya allah bisa mengandalkanku untuk urusan semacam itu. Hahahha. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 21 Ramadhan 1438 H.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh para teman-temanku yang keceh... Hari ini sudah memasuki hari kelima tantangan menulis 7 hari bersama kampus fiksi. Oke langsung saja yuk...
    Seseorang yang sangat ingin kutemui dalam waktu dekat ini adalah Nana. Sahabat syurgaku yang ada di tanah Sunda. Andai jarak ini tak berlipat jauhnya, mungkin aku sudah menemuinya sejak 4 bulan yang lalu. Keinginan bertemu dengannya bukan hanya sekadar membalaskan rindu yang bertubi-tubi datangnya. Ini semacam sebuah pelarian yang hendak kulepaskan pada seseorang yang tepat. 
    Berbagai banyak alasan yang hendak kukatakan kenapa aku ingin sekali bertemu dengannya, bahkan mungkin terkesan alay jika merindukan seorang sahabat sebegitu hebatnya melebihi kangennya aku pada seseorang yang kusebut sebagai kekasih impian. 
    Februari yang lalu, dia mengabari akan menemuiku di perpustakaan kampus kami. Hanya saja, pertemuan itu menjadi gagal karena ada halangan. Kali ini, aku benar-benar ingin menemuinya, memeluknya erat dan menangis di pundaknya sebagaimana yang sering kulakukan saat aku tak mampu lagi menahan segala sesuatu yang ada di pikiran. 
    Seseorang itu bernama Nana, perempuan cantik yang sangat baik mau menerimaku sebagai teman baiknya. Satu-satunya orang yang tidak pernah pergi meninggalkanku sendiri di saat semua orang mungkin sudah sangat ingin menghujatku dengan jutaan makian. Satu-satunya orang yang selalu menjadi tempat berbagi apa pun bersama-sama. Di depannya, aku tak malu untuk menunjukkan siapa aku yang sebenarnya. Dia pula yang selalu tahu apakah tawaku yang seringkali pecah itu adalah tawa bahagia atau malah hanya sekadar topeng menutup luka....
    Malam ini, aku tak peduli seberapa alaynya aku merindukan Nana. Namun yang pasti, aku sempat kehilangannya dan aku belum menemukan sahabat semacam dia. Aku kehilangan kata-kata untuk menuliskan rindu, mau seberapa banyak pun aku menuliskannya di sini, aku tak yakin kalimatku utuh menyampaikan rasa rindu yang aku alami. Hanya ada serangkai do'a yang tidak pernah putus oleh waktu, semoga Tuhan pun mempertemukan kami kembali. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 20 Ramadhan 1438 H.
Semangat malam teman-teman yang sempat berkunjung ke blog pribadi eva... ^_^ Jangan lupa jaga kesehatan yah, jangan sampai kayak eva yang malah jatuh sakit saat bulan puasa. Duuuuh ga enak banget deh. malah curhat... Oke kawan-kawan, hari ini sudah memasuki hari keempat tantangan menulis bersama kampus fiksi dan basa basi store. Temanya adalah menuliskan sebuah peristiwa di masa lalu yang sangat memalukan... duuuh kok aku mendadak benar-benar malu yah, menuliskannya di sini. But it's oke, semua sudah masa lalu, dan aku harap tidak akan pernah terjadi lagi di masa-masa sekarang.

    Suatu cerita klasik dalam sejarah eva tentang peristiwa yang sangat memalukan adalah soal kantuk. Bayangkan yah, dimana kamu akan menemukan seseorang yang bisa tidur nyenyak di atas motor? ada? Tentu saja ada, dan itu adalah diriku. Tapi aku tidak akan menulis tentang aku yang mengantuk di atas kendaraan, ini soal yang lebih parah dan memalukan. 

    Aku ini sebenarnya pernah nyantri waktu SMA, mengertilah jatah tidur seorang santri itu sangat minim bahkan bisa dihitung berapa kali aku tertidur dengan nyenyak saat di pesantren. Walhasil, kantuk itu sering menyerang saat jam pelajaran di sekolah. Anehnya adalah, kantuk itu datang hanya pada saat jam-jam mata pelajaran Tafsir Quran atau Hadits. Oh my god, di sini aku merasa gagal jadi seorang santri yang nyata. Entah apa penyebabnya, sejak aku masuk kelas X sampai kelas XII aku selalu mengantuk saat pelajaran itu berlangsung. Tapi tidak untuk pelajaran berhitung, mengarang, atau membaca kitab turats, bahkan mungkin aku termasuk salah seorang yang aktif di pelajaran menghitung, atau seputar qiraatul kutub. Aneh sungguh aneh memang.... Kupikir aku ini ngantuk karena makan yang terlalu banyak, akhirnya aku berpuasa di setiap jadwal tafsir quran dan hadits. Tapi, tetap saja cara itu belum ampuh untuk menghilangkan kantukku. Karena aku selalu duduk di bangku paling depan, otomatis ustadz yang mengajar akan melihat siswanya yang sedang berperang melawan kantuk ini, hingga suatu kali si ustadz datang menghampiri bangkuku dan menetap di sampingku. Namun anehnya lagi aku tetap merasa ngantuk.. Ya allah hingga aku benar-benar merasa menyesal dan berdosa tidak menghiraukan ustadzku yang sedang mengajar itu. Hal yang paling memalukan adalah ternyata ustadz yang mengampu pelajaran Tafsir quran adalah teman baik ayahku di pesantren. Itu pun aku tahu, saat detik-detik menunggu kelulusan kelas akhir. Parahnya lagi, si ustadz rupanya mengenalku sejak lama bahwa muridnya yang selalu ngantuk ini adalah putri teman baiknya. 

    Suatu hari sebelum aku boyong dari pesantren, ayah pernah mengajakku untuk bersilaturrahmi ke rumahnya. Tentu sjaa aku dengan tegas menolak tanpa alasan. Bukan karena apa, tapi aku tidak mau diriku tambah memalukan. Aku bahkan sangat mengingatnya peristiwa itu hingga hari ini. Salah satu alasan paling masuk akal ketika aku ditanya kenapa aku lebih memilih mendalami ilmu eksak dibandingkan yang lain. Toh, ilmu eksak pun sama-sama mengajarkanku tentang keajaiban-keajaiban ciptaan Tuhan yang membuatku terus menerus belajar untuk mengenal Tuhan dengan sendirinya melalui jalur pembelajaran bukan sekadar doktrin dari orang tua. Cukup itu saja dulu ceritaku malam ini, sungguh aku meminta maaf pada ustadzku dulu waktu di pesantren MA. Semoga kejadian semacam ini tidak akan pernah terjadi lagi untuk kesekian kalinya. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 19 Ramadhan 1438 H.
Semangat malam para tamu blog pribadiku.... Semoga kamu senantiasa semangat dan terus semangat puasa dan nulisnya.. Oke sampailah kita di hari yang paling bikin baper selama seminggu kedepan, karena saat melihat tema tantangan hari ini cukup bikin kisruh di pikiran. 

    Tentang sebuah kehilangan, seringkali membuatku gagal menuliskan atau menceritakan banyak hal tentang kehilangan. Bukan karena apa, tapi aku harus berani membongkar banyak sayatan-sayatan luka yang tergores di masa-masa lalu yang kini tengah mengalami masa penyembuhan. Selama merantau di sini, di kota ini, aku kehilangan banyak hal entah itu seorang teman baik, sahabat, orang yang diam-diam kusebut dalam doa namun tak berjodoh atau seseorang yang mewarisi darahnya di tubuhku. 

    Seseorang itu bernama Nana, aku mengenalnya sejak beralih tempat tidur dari satu pesantren ke pesantren yang lain dimana hari ini aku tinggal. Seseorang itu lebih dari sekadar teman biasa, meninggalkanku karena memang waktunya dia harus balik ke kampung halamannya. Adalah dia yang mau menerimaku sebagai teman dengan hati yang paling tulus sepanjang aku mengenal banyak orang. Adalah dia yang selalu memahamiku seperti seorang ibu menyayangi anaknya. Aku rindu, sangat merindukannya. Suatu hari nanti, aku berharap akan ada satu kesempatan dimana kami akan bertemu kembali untuk menuntaskan rindu yang selalu hadir. Semoga ukhuwah kita yang sempat terputus, akan tersambung kembali hingga akhiratNya.

    Seseorang itu bernama "Nathan" Lelaki yang diam-diam pernah mencuri senyumku berkali-kali hingga aku jatuh hati. Hampir setiap hari, bahkan terlalu sering blog ini hanya tertulis soal Nathan dan Nathan. Karena dia memang inspirasiku, sejak pertama kali aku menjatuhkan hati padanya. Kehilangannya adalah suatu kehilangan terberat sejak aku tau bagaimana rasanya patah hati dan aku menikmatinya. Patah hati yang tak menyurutkan doa namun terus menerus kurapal berharap takdir Tuhan itu bisa kunego dengan menghadirkan Nathan untuk menjadi teman hidup yang tidak tergantikan. Sayang seribu sayang, rasanya tanganku tidak akan pernah sampai merengkuh sosok seorang Nathan. Kamu tahu rasanya perempuan itu jatuh hati ? lalu patah hati dalam waktu yang bersamaan? Ah, saat itu aku benar-benar jatuh hati berkali-kali dengan sebenar-benar jatuh hati. Aku ingin jatuh hati berkali-kali pada orang dan hati yang sama. Tiada satu sujud yang terlewati dari menyebut nama seorang Nathan. Aku tak hanya sekadar merayu Tuhan, namun aku mendemonya dengan banyak doa yang tak henti aku rapal sepanjang hari, selama jantungku masih berdetak. Rindu itu sungguh ada, bergentayangan dalam setiap dingin yang berhembus di antara pekatnya malam. Rindu itu sungguh menghangatkan, tatkala aku aku jenuh dengan hari-hariku yang membosankan. Adalah Nathan, seseorang yang diam-diam aku menyukainya. Raut wajahnya yang menyejukkan sebab basahan air wudlu'nya, ucapannya yang mendamaikan, sebab aku yakin hari-harinya hanya dipenuhi soal menjaga al-quran menetap dalam hatinya, kesederhanaannya, dan tentang senyum yang kadang tanpa sengaja kucuri beberapa kali saat jarak kami mungkin hanya sekitar 100 cm di depan mata. Aku pernah punya suatu pikiran, Nathan pun merasakan hal yang sama denganku namun, itulah dia seseorang yang memiliki iman jauh lebih tinggi dari nafsunya, tidak akan berani menyatakan soal perasaan macam ini sebelum ikrar sah diucapkan. Ah, yah aku tak ingin menuliskan banyak hal tentang dia lagi malam ini di sini sebelum aku benar-benar larut dalam kenangan. 

    Seseorang yang meninggalkanku beberapa bulan terakhir adalah sesosok wanita yang berperan lebih dari seorang ibu, dialah almarhumah nenek, ibu dari ibuku. Beberapa hari lagi aku akan mudik untuk kembali bersua dengan keluargaku, namun aku bingung pada siapa aku akan pulang. Bercerita dengan seru tentang Jogja yang berhati nyaman. Aku selalu bahagia ketika liburan itu tiba, karena di rumah ada nenek yang sangat menyayangiku melebihi cucu yang lainnya. Pelukannya adalah pelukan terhangat sepanjang masa, menina bobokkan aku yang sudah dewasa ini layaknya bayi yang baru lahir. Wanita yang selalu menyiapkan buka puasaku dua hari sekali sepanjang tahun aku bersamanya. Kemarahannya adalah sesuatu yang paling kurindukan saat ini. Ramadhan tahun lalu aku masih tidur bersamanya, memijiti kakinya, mengelus-ngelus rambut putihnya, menina bobokkan sebagaimana yang beliau lakukan padaku saat masih sehat. Setiap pagi, aku begitu riang menuangkan tehnya, mengantarkan sarapannya, menemaninya sarapan sambil mengajanknya ngobrol dan ah yah aku masih selalu ingin memeluknya dan tidak ingin kulepaskan. Bahkan, saat terakhir beliau menatap dunia untuk terakhir kalinya aku tak sempat melihanya kembali untuk terakhir kali. Kehilangan seorang nenek bagiku bukan sekadar kehilangan biasa, tapi aku benar-benar kehilangan separuh kekuatan hidupku. Saat orang lain dengan entengnya memarahiku, menyalahkanku dengan seenaknya, menambah beban perasaan saat nilai raporku terjun bebas, ada nenek yang tidak pernah memarahiku. Ada seorang nenek yang menguatkanku, memelukku dengan hangat dan tak seorang pun yang punya rasa peduli sebagaimana nenek peduli padaku. Satu-satunya orang yang selalu mendengar suara kecilku, peduli dengan teriakan hati yang kadang orang lain tak pernah menghiraukan. Sejak hari itu, tenggelamlah pula suaraku bersama kepergiannya dari kehidupanku. Kehilangannya membuatku berpikiran aku tidak ingin pulang ke rumah kembali, aku tidak ingin mengalami masa-masa kecil yang sangat menyeramkan itu tanpa seorang nenekku. Seringkali aku berpikir suatu hari aku akan kehilangannya, ia akan meninggalkanku seorang diri dan aku takut membayangkannya. Keinginan terkuat untuk merantau setelah studi bukan karena aku terlalu betah di tanah orang tapi hanya karena aku kehilangan tempat pulang. Mungkin kehilangan ini terlihat berlebihan, namun percayalah seorang anak kecil selalu tahu siapa orang-orang yang benar-benar menyayanginya, dan aku telah kehilangannya.  Sudah cukup di sini aku menguras air mata ini berkali-kali. Sudah kubilang, bahwa menuliskan tentang kehilangan akan selalu menarikku pada masa-masa yang mengerikan.Terimakasih mau berkunjung di blog pribadiku ^_^

Eva Edelweis, Yogyakarta 18 Ramadhan 1438 H.

Hai para blogger.... Selamat berbahagia memasuki tantangan hari kedua. ^_^
Seandainya aku diberi kesempatan untuk memelihara berbagai jenis binatang yang ada di dunia untuk kupelihara di rumah, ada 5 binatang yang sangat ingin kupiara.

1. Kucing Anggora
   Salah satu hewan yang paling kusuka adalah kucing. Hewan berbulu halus itu selalu bikin aku jatuh cinta dengan keimutannya. Waktu kecil aku memelihara kucing Persia, namun kucing itu jomblo dan mati dalam keadaan jomblo sehingga dia tidak mewariskan keturunan untjk kupiara sebagai penggantinya. hikss hiks... sampe hari ini aku belum menemukan pengganti kucingku yang mati. Aku ingin sekali memiliki jenis kucing anggora karena terpesona dengan bulu lebatnya yang sangat halus, namun karena aku nyantri jadi aku belum bisa memelihara kucing dengan seenaknya. Aku pun ingin memiara kucing ini untuk kujadikan teman bermain yang bisa digendong kemana-mana. 

2. Burung Beo
Aslinya aku tidak terlalu tau soal jenis-jenis burung. Namun, spesial untuk Beo, aku mengenalnya pun waktu kecil saat almarhum kakekku punya sekitar 3 burung Beo di depan rumah yang sangat cerewet mengucapkan "assalamualaikum" saat ada tamu. Karena keunikannya itulah aku ingin sekali memeliharnya, sebagai salah satu hewan piaraan di rumah. Burung Beo ini bisa menirukan omongan manusia loh, dan bisa menjadi teman bicara saat kamu sendirian. hihiiii.

3. Panda
Siapa yang ga tahu dengan hewan bertubuh gempal warna hitam putih yang punya bulu-bulu menggemaskan? Ya, dialah Panda. Salah satu dari hewan impian yang ingin kupiara di rumah. hihihi....Di belakang rumahku, ada banyak bambu yang siap menjadi taman bermain dan santapan para Panda. Aku pun ingin memeliharanya, karena dia punya postur tubuh yang sama lucunya dengan kucing. Ga kebayang saat dia menggelindingkan tubuh gempalnya.... 

4. Burung Merak
Burung ini memiliki khas bulu yang berbeda dari burung lainnya. Bulunya yang warna warni dengan mahkota cantik di kepalanya, membuatku jatuh hati melihatnya dan begitu sangat ingin mempeliharanya. Aku sempat melihatnya langsung saat di tempat wisata Eco Green Park yang ada di Malang. Sekian banyak burung yang cantik, hatiku tetap jatuh dan terpesona dengan keindahan bulu-bulu Merak.

5. Sapi
Yah, aku ingin memelihara sapi bukan berarti aku menjadi penggembala sapi. Hahahaha tidak, sama sekali tidak. Aku ingin memilikinya hanya karena sapi itu identitas sebuah kekayaan. Maklum, aku ini anak desa, jadi siapa yang punya banyak sapi, dia itu orang kaya. hahahhaha. Kok aku jadi mendadak mata duitan? nggak apa-apalah yah, toh ini kan impian jadi kaya, siapa tahu kaya di usia muda hanya dengan punya Sapi yang banyak. wkwkwkkw 
Terimakasih atas kunjungganya di blog pribadinya epa, silahkan tinggalkan jejak sebagai tanda anda sudah bersilaturrahmi dan ngopi di rumah saya ini... hihi smapai jumpa besok yah.... 

Eva Edelweis,  Yogyakarta 17 Ramadhan 1438 H.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....selamat malam teman-teman blogger. Kita ketemu lagi di tantangan ke-3 bersama kampus fiksi dan basa basi store untuk kembali bertualang  di sini. ^_^ Tantangan pertama adalah cukup menggairahkan saya kira, karena baru di kali ke-tiga si mumun meminta untuk memperkenalkan diri hihiiii....

     Orang tuaku, temanku, tetanggaku, guruku, kucingku, memanggilku Eva dan aku bangga dengan namaku. Aku terlahir dari lingkungan keluarga yang in sya allah paham agama. Jadi bukan salahku jika dari kecil sampai dewasa kepalaku terlilit oleh jilbab meski tak selebar yang orang katakan jilbab syar'i. Aku memang terlahir di sebuah desa kecil yang bahkan bisa dihitung pake jari perempuan-perempuan yang tamat sekolah hingga sarjana. Bahkan tak jarang putus sekolah sejak lulus SMP atau SMA saja. Namun, hobbyku yang sedari kecil adalah membaca dan terus membaca, pikiranku bertambah luas, wawasanku pun tidak stagnan hingga aku tumbuh menjadi gadis desa yang ambisius. Aku punya mimpi yang berbeda dari teman-temanku waktu itu. Ketika mereka ditanya apa cita-citanya, mereka menjawab ingin jadi guru, perawat, dokter, polisi, dan aku tidak pernah bermimpi tentang itu semua. Mimpiku cuma satu adalah menjadi seorang muslimah scientist yang suatu saat ingin menawarkan banyak harapan dan perubahan untuk masyarakat biasa agar melek sains. Minimal mindset mereka berubah tentang ilmu agama dan ilmu alam adalah dua hal yang berbeda. Aku pun bingung waktu itu, kegelisahan yang ada di pikiranku seringkali membuatku surut untuk memperjuangkannya. Namun satu hal yang pasti, aku harus melupakan lelahnya belajar. Sebenarnya ketika aku menceritakan mimpiku ini, agak melenceng dari tema namun semuanya berpengaruh terhadap hidup dan kehidupanku. Aku adalah seseorang yang punya pengendalian hati yang cukup baik. Setidaknya itu menurutku. hihihi.... Berdasarkan banyak hal hal yang kulewati, suka duka seorang anak perantau ada banyak sekali hal-hal yang begitu menyebalkan. Namun sekali lagi aku katakan, mengendalikan diri tidak perlu sampe dibawa ke bengkel hati cukup aku dekatkan diriku dengan Tuhan dan orang-orang yang dekat dengan Tuhan. ketenangan demi ketenangan akan aku dapatkan dengan mudah. Aku pun termasuk dari seseorang yang punya sifat pendendam kelas berat. Begitu seseorang pernah menyakiti atau berbuat sesuatu yang menjengkelkan hati, sampai kapan pun aku akan menjadi manusia paling pintar dalam mengingat kesalahan orang namun dendamku tak pernah kuniatkan untuk membalaskan hal yang sama dengannya, cukup meyakinkan hati segala perbuatan kecil sebiji dzarrah, akan mendapatkan balasan. Dendamku hanya berupa ngomel-ngomel dalam hati tanpa aku niatkan akau ingin melakukan hal yang sam adengan orang itu. hahaha.... Aku adalah seseorang yang teguh pendirian. Sifatku yang seperti ini, cenderung membuat orang lain sebal dengan kengeyelanku. Iyalah, gimana nggak? aku akan dengan tegas menolak suatu perintah ketika hatiku sendiri menolak untuk melakukannya. Aku adalah seseorang yang sangat terpengaruh oleh bacaan. Yah, jangan salah, suatu bacaan itu akan sangat mudah mendoktrin pikiran seseorang, mengubah seseorang. Aku ini benar-benar selalu percaya pada suatu tulisan yang mungkin menyentuh kalbu hingga tanpa sadar pengaruhnya pada perilaku sehari-hari begitu luar biasa. Aku ini orang yang rajin menulis diary, termasuk blog. Kusebut blog ini sebagai e-diary. Ketika aku menulis banyak hal, mungkin semua itu terinspirasi dari kejadian sehari-hari. Maka berhati-hatilah denganku, jika kamu tidak ingin mengekal di sini, jangan cari masalah atau berbuat onar di hadapanku. oke? dan entah kenapa, aku jadi seolah pasang muka sangar saat menuliskan hal ini. hahahhaha. Aku ini orangnya suka heboh. Iya, cerewet sekali kata ibuk. Bukan Eva namanya kalau tidak heboh dimana-mana. hihihi..... Makanya aku bisa bergaul dengan siapa pun tanpa melihat ras dan kulit dengan obrolan yang bermacam-macam.... Seringkali bahkan lelaki banyak yang geer ada perasaan "suka" karena merasa nyaman ngomong denganku. ahahahha.... bukan berarti aku bermaksud PHP, tapi aku klarifikasi bahwa memang sifatkulah yang seperti itu, bisa nyambung ngobrol dengan siapa pun. Aku ini gadis yang berstandar cowok. Loh? hihihi ga usah bingung karena aku akan menjelaskannya padamu. Biasanya cewek itu cenderung rempong, mulai dari mau pake baju apa, pake lipstick warna apa, pake ini pake itu... rempong sekali. Sementara aku, aku seringkali merasa jadi cewek yang gagal berjiwa cewek. Jangan kaget, jika aku kadang tampil awut-awutan tanpa polesan make up, semprotan parfum atau bahkan harus selalu sibuk memikirkan kecantikan. Tidak, aku benar-benar merasa tidak peduli seperti apa mukaku tatkala pagi-pagi jam 7 harus segera masuk ruangan kuliah, hingga sore baru pulang rasanya mukaku sudah bermandikan keringat.... hahahha tolong ini jangan dibayangkan. Apalagi soal mau kondangan misal, ah pakai saja apa adanya, toh menurutku orang cantik pun mau tampil ngegembel akan tetap keliatan cantik kok, dan aku merasa cantik hahahhaha. Aku adalah seseorang yang suka bergaul dengan siapa pun, namun tetap saja prinsip kimia itu berlaku, Like dissolve like... Jangan heran jika melihatku kadang heboh bersama teman, atau lebih memilih sendiri. Karena sekali lagi aku katakan, like dissolve like, daripada berteman dengan orang yang "berbeda" mending sendiri. Terakhir aku adalah seseorang yang introvert, namun tidak selamanya aku memendam banyak hal dalam pikiranku saja, kadang ketika aku merasa butuh suatu pencerahan aku akan dengan sangat hati-hati mencari seseorang yang bisa menolongku dari sebuah kebingungan. Oke itu saja perkenalan dariku, karena ketika aku berbicara tentang diriku sebenarnya masih banyak hal yang tidak aku tulis di sini, namun waktu sudah menunjukkan hampir jam 24.00. Aku mau beristirahat dulu sebelum telat sahur. Terimakasih atas kunjunganmu ke blog pribadiku ^_^

Eva Edelweis, Yogyakarta 16 Ramadhan 1438 H.

Berbicara tentang perempuan, tak kan ada habisnya. Maka sebagai perempuan izinkan aku menuliskan beberapa hal tentang perempuan yang harus kau tahu, hai kaum lelaki. Kamu bacanya sambil ngopi saja yah, ga usah terlalu serius biar aku juga enjoy menuliskan "perempuan" di part selanjutnya.... 

    Lelaki sejati menurutku sebagai perempuan bukan lelaki yang maco, yang digandrungi banyak cewek apalagi punya banyak mantan. Bukan, bukan itu semua... lelaki sejati adalah lelaki yang berani memberikan kepastian pada seorang wanita. Mayoritas para cewek suka dengan coklat, tapi percayalah dibandingkan sebatang coklat, cewek lebih menyukai sebuah kepastian. Iya, kepastian yang berasal dari kamu hai para lelaki. Kok gampang banget sih kamu bilang gitu Va? mungkin dalam benakmu kau bilang begitu..... santai dulu gaes, bacanya santai saja.... Kalau kamu ga setuju, aku terbuka untuk diberi masukan dan saran terbaik dari kalian para pembaca.... yuuuk lanjutkan !

    Seseorang yang mengaku lelaki tentu berani dong ngasih kepastian buat ceweknya, bukan cuma berani macarin doank sampe bertahun-tahun. Wanita itu bukan barang kreditan loh yah, ga usah lama-lama macarin anak orang. hahahahha.... Kalau kamu tidak siap, lepaskanlah dan kembalilah jika kau sudah siap menemui walinya.

    Banyak alasan yang dilontarkan oleh lelaki, yah masih kuliah lah, masih mau berkarir lah, masih nyari pengalaman lah dan berjuta alasan yang diberikan agar si cewek mau menunggu dulu dan lebih memilih bertahan dalam masa pacaran. Kalau sadar masih kuliah, duit masih hasil dari transfer tabungan orang tua yah udah kuliah saja yang bener, eman tuh duit buat biaya ngapelin anak orang yang belum tentu jodohmu belum lagi biaya kalau merayakan anniversary, ulang tahun dan lain sebagainya. Mau berkarir dulu? silahkan.... mau nyari pengalaman? silahkan.... Perlu kau ketahui hai lelaki, wanita itu sejenis makhluk Tuhan yang memiliki kesetiaan yang luar biasa. Ketika kau menangguhkan sebuah hubungan yang serius hanya karena kau masih kuliah, yakinlah wanita punya banyak alasan untuk setia menunggu hingga studimu selesai. Tapi jangan salahkan wanita yang memilih melepaskanmu dibandingkan harus menunggu bertahun-tahun tanpa sebuah kepastian.

    Apa mereka layak disebut pengkhianat, meninggalkanmu dan lebih memilih lepas dari hubungan denganmu? kukira tidak. Semua itu bukan sebuah pengkhianatan, tapi sebuah keputusan yang tepat. Buat apa menunggumu yang tak pasti, sementara waktu tak pernah mundur usia pun makin bertambah seiring berputarnya masa. Daripada termakan usia dengan sia-sia, maka biarkanlah dia beralih pada hati yang lain yang memiliki kesiapan lahir batin menemani hari-harinya dengan hubungan yang lebih serius berupa sebuah pernikahan. 

    Apakah kamu sakit hati dengan omonganku di sini? marilah berpikir realistis, cinta itu bukan sebuah pembodohan dengan hanya menjalani sebuah hubungan tanpa status yang jelas, apalagi menunggu bertahun-tahun hal yang tak pasti. Mau melepaskan kok eman? dia romantis banget orangnya.... Cinta itu bukan hanya soal romantis macam film bollywood yang begitu jatuh hati langsung nari-nari mengelilingi pohon mangga misal, dikit-dikit terdengar tembang lagu yang memabukkan. Ngimpi!!!!! 

    Jika kau memang lelaki sejati, maka berikanlah sebuah kepastian atau kau berani melepaskannya pada hati yang lain. Bangun kembali komitmen hidupmu, perbaiki diri dan jadilah "Lelaki" dengan tidak hanya sebagai pemaknaan makhluk Tuhan yang punya jakun. Pisssss ga usah misuh-misuhin aku yah.... 

*Sekian dulu tulisan pertamaku spesial Ramadhan tentang "Perempuan", mau misuh-misuh atau memberikan saran sangat diperbolehkan, asal dengan  bahasa yang halus... Blog pribadi ini tidak didekasikan dibaca orang-orang yang serius, memiliki penyakit  hipertensi, Jantung, terkena asam lambung dan sebagainya... Spesial Ramadhan, tulisan ini hanya akan bicara "perempuan" maka kalau anda terindikasi sakit bosan, silahkan hengkang dari rumah saya :)

Eva Edelweis, Yogyakarta 8 Ramadhan 1438 H.