Oktober Pertama :)

    Selamat pagi para pembaca blog sarang laba-laba.... sudah lama rasanya kita tak berjumpa lagi di rumah ini. Nyaris dua bulan mandek tidak pernah mengunjungi blog ini. Sepagian ini aku tidak ingin menuliskan hal-hal yang terasa berat dibaca hanya sharing hal sederhana semacam bullyng.

    Aku yakin semua orang tidak mau jadi korban bullyng, tapi kenapa ada banyak orang membully orang lain dengan senang? Sebenarnya, tiba-tiba nulis ini karena baper dari semalam mewek sendiri kehilangan teman dekat dan entah apa yang terjadi, aku ingin banget nulis unek-unek yang ada di kepala ini. Aku punya banyak  teman yang terbagi dari beberapa komunitas, atau sebuah keluarga kecil. Salah satunya adalah keluarga kecil di pesantren. Aku ga tau yah kenapa aku menjadi manusia yang cuek luar biasa, males banget berkumpul dengan kawan yang di pesantren.. Padahal mulai dari aku buka mata di pagi hari sampai terpejam di malam hari pun yang intens berkomunikasi tentu saja dengan kawan pesantren. Namun aneh rasanya bagiku mendadak jadi seseorang yang super introvert, jarang banget mau main ke teman kamar sebelah kecuali ada moment-moment tertentu seperti merayakan hari kelahiran mereka, makan malam bersama di luar, rencana ke kondangan luar kota, atau hal-hal yang sekiranya membuat kami tidak cukup berbicara di grup line dan mengharuskan tatap muka. Selain dari itu, aku lebih memilih sendiri di kamar dengan aktivitasku sendiri. Oke barangkali ini terlihat sangat aneh untuk aktivitas santri semacam aku yang seharusnya banyak bersosialisasi dengan mereka. Aku nyaman dengan duniaku, dengan banyak hal yang kulakukan sendiri, bahkan kupikir seharusnya aku menjadi anak kotsan dibandingkan tinggal di pesantren. 

    Cerita itu terjadi di pesantren. Bagaimana dengan komunitas lain? contohnya saja deh, di Taekwondo (tkd) dan kimia. Anak-anak taekwondo mayoritas agak absurd macam aku sih hahahha. Yang cowok itu hombreng, yang cewek pun cewek KW. lah kok gitu? ah sudahlah aku tak akan membicarakan hal itu di sini.... aku hanya menyoroti cara mereka memperlakukan seseorang dan bagaimana perasaanku ada di sana. Ketika lagi bareng mereka, diriku yang introvert di pesantren menjadi orang yang humble dengan siapa pun, bahkan aku dengan senang hati membantu mereka anak yang baru masuk untuk belajar sedikit gerakan-gerakan yang benar dilakukan. Bahkan dengan senior pun aku  juga begitu, menjadi seseorang yang sangat asyik diajak bicara seperti aku menemukan diriku yang sebenarnya, tanpa pencitraan, dan aku benar-benar menjadi aku, karena mereka membuatku merasa nyaman untuk tidak jadi orang lain. 

    Begitu pun ketika aku berkumpul dengan anak-anak kimia. Aku menjadi seseorang yang sering heboh sendiri, pemecah suasana, dan menjadi orang yang asyik pun dengan mereka, sama seperti yang aku rasakan saat bareng anak tkd. 

    Lalu kenapa dengan pesantren? apakah ada sesuatu yang buruk di sana? ku kira tidak... lalu kenapa kamu berprilaku seolah punya kepribadian ganda? jawabannya cuma satu, tergantung situasi dan perasaan nyaman yang ditimbulkan oleh komunitas tersebut. 

    Aku ingin banget sih sebenarnya membela diri ketika ada yang mengusikku dengan pertanyaan-pertanyaan "eh, eva kok ga pernah mau gabung sih? kok kamu cuek banget gitu? kayak ga mau kenal..." kujawab mereka dengan senyuman. oke, aku ingin menjawabnya di sini....

    Bullyng. Itulah jawabnnya.... jadi tulisan banyak yang kutulis di atas hanyalah pengantar saja hahahha. inilah inti permasalahannya....Aku ga terlalu sering ikut nimbrung dengan kawan pesantren, karena bullyng. Dimana pun kapan pun kita berkumpul selalu saja ada pembullyan di situ. Entah itu korbannya aku, atau orang lain... tapi aku sangat tidak suka. Mungkin bagi mereka itu asyik, bisa membuat suasana pecah dan ketawa bersama. Hei.... apakah untuk membuat kita tertawa harus mengorbankan perasaan yang lainnya? Misal nih, aku yang dibully ... terus aku balik bully dia, eh dianya marah-marah, cemberut, minta pembelaan dari teman yang lain terus nyari kesalahan gue untuk bully balik. Nah loh? gitu kan.... kamu saja ga suka dibully, kenapa kamu membully orang? itu pertanyaanku yang selama ini tertimbun di kepala. Ketika ada yang dibully, aku hanya ikut tertawa saja jika ada hal-hal lucu tapi sama sekali tidak mau ikut membully orang. Karena aku tahu, walaupun itu seru-seruan, bikin kita jadi ketawa, ada orang yang disakiti. Emang ga ada bully secara fisik, tapi lebih ke kata-kata yang sedikit nyess di hati, dan menurut aku itu lebih menyakitkan dibandingkan ada yang melukai fisik. Awalnya seru-seruaan tapi ujung-ujungnya yang dibully jadi ngambek, kasih pembelaan sendiri, minta pembelaan teman kalau dia punya sekutu, kalau nggak.... dia bakalan balik nyari kesalahan yang bully. Kan, seru-seruan apaan itu? 

    Seseorang bisa kok jadi asyik tanpa harus mengeluarkan joke-joke yang menyeret pada pembullyan. Salah satunya adalah temanku yang satu ini... gadis kelahiran Cilegon yang berulang tahun kemarin... dia salah satu temanku yang paling asyik, dengan ciri khasnya dia yang kadang absurd.... berteman dengan dia, suasana tetap asyik meski ga ada pembullyan. Mungkin di antara sekian banyak orang yang suka banget bully membully orang, dia jarang bahkan tidak pernah membully. Sama kayak aku, hanya numpang ketawa saja ketika ada yang dibully dan dibarengi dengan bercerita hal-hal yang lucu tapi menarik untuk diceritakan ulang, tentu saja tentang keseharian kami bukan ghibahin orang. Oke, Happy birth day Adhe Nur Tsani Oktavia...

    Aku sih orangnya, kalau sudah tidak nyaman ya udah lebih baik meminimalisir dibandingkan ikutan nimbrung tapi kadang ada rasa sakit hati sendiri. Jadi daripada aku baper sendiri, kadang juga sakit hati, mending aku dikatakan cuek ga mau bersosialisasi dengan orang lain, ga asyik, dan dibilang pribadi yang introvert tapi aku nyaman dengan hidupku. Aku merasa tentram meski sendiri. Aku merasa menemukan inilah diriku yang sebenarnya, aku tidak perlu pura-pura merasa baik-baik saja dan happy dengan hal yang kurang menyenangkan. It's my choice.  Oke fine, jika ada yang menanggapi "kok kamu ga asyik banget sih orangnya? itu kan biasa namanya juga teman saling ece gitu... kok kamu baperan? tanggepin dengan santai lah.. ga usah merasa sakit hati.. gitu saja kesel terus merasa ingin ditulis di blog pribadi..." oke mungkin kalau ada yang baca ini, bakalan ada yang berkomentar seperti itu. Tapi kuakui sih, aku baperan banget orangnya.. menurut aku, bagaimana pun bentuk pembullyan itu, meski hanya lewat joke, tetap saja itu bullyng dan kita tidak berhak melukai hati siapa pun meski hanya becanda. Well, untuk menghidupkan suasana, membuat orang tertawa, mengeratkan persahabatan, ada banyak sekali cara tanpa harus bully. Yah aku tahu sih, ada yang bilang sahabat itu adalah orang yang kadang dengan seenaknya ngatain kamu doggy atau piggy dengan muka santai bahkan kayak nama kesayangan. Hanya saja, sahabat versi aku tak seperti itu. Aku sama sekali ga ingin manggil orang yang kusayangi sebagai sahabat dengan panggilan doggy misal.... nggak banget. Meskipun anak jaman now, menganggapnya hal lumrah dilakukan. 
  
    Oke itu saja dulu sampah di kepala yang ingin kubuang, jika kamu tidak suka atau ingin memberiku saran bagaimana hidup yang lebih asyik dari sendirian dengan menjadi manusia yang introvert, kamu boleh komentari tulisan ini. Keasyikan nulis, aku jadi lupa mau berangkat kerja... see you next time.

Catatan Edelweis, Yogyakarta 11 Oktober 2017. Lantai 4 asrama UII

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar