Jika perasaan "sayang" pada seseorang telah tumbuh, maka sekesal apapun kamu dengannya tidak akan pernah sanggup untuk berlama-lama kesal dengannya. Seperti ketika si bungsu yang suka membangunkan tidur siangku dengan cara yang sadis, dia menganiayaku dengan menyeret kakiku hingga aku jatuh dari atas kasur atau dia naik ke atas tubuhku, memelukku layaknya guling paling empuk dan menggelitikiku yang sedang enak-enaknya mimpi siang.... kesel? kesel banget lah.. Tapi aku menyayanginya karena sesadis apapun caranya membangunkanku, dia selalu istiqamah mengingatkanku untuk shalat dzuhur.. ^_^
 Perasaan sayang itu ketika aku ingin marah, ngomel, tapi dia tetap menanggapiku dengan senyum tulus yang tak pernah luntur dari wajahnya sejak pertama kali aku mengenalnya. Heii, sadarlah, kamu yang seperti ini membuatku candu untuk menikmati rekah senyummu hahahha.
Jika kalian masih selalu setia membaca tulisan sampahku di sini, berarti kalian sayang padaku hahahah (pisss, becanda doank). Jangan hanya karena kalimat ini, kalian memboikotku untuk tidak curi-curi pandang dengan tulisan alayku... wkwkwk... stay with me here guys... i'll come back soon :*
Tidak ada yang terlalu penting untuk kutulis, hanya untuk menuliskan sesuatu yang terbersit di pikiran. Itu saja.Karena sedikit kesibukanku membuatku sudah tak punya waktu lagi untuk berdiam diri lama-lama di depan laptop, eva pamit dulu untuk break yah guys dalam waktu yang agak lama. Tapi kalau sempat nulis, eva bakalan ngoceh lagi di sini kok. See you in the next time. ^_^



Sebuah cerita klasik yang tak pernah kusampaikan.  Atas nama sebuah kedamaian.  Yah,  hatiku berhak berdamai dengan siapapun yang pernah mengusikku.  Berdamai dengan segala kondisi yang menekanku.  Kau cukup mengerti untuk tak melakukannya,  tapi dasar kamu yang memang begitu....  Maka aku bisa apa?  Berteriak?  Menangis?  Menyepi?  Menyendiri?  Yah,  itu yang pernah kulakukan.  Tidakkah kau sadari sikapku yang begini karena benci yang kubungkus dengan rapi. Perlukah aku berteriak mirip orang gila untuk membuatmu mengerti?  Ah sudahlah, kau tak kan pernah mengerti atau bahkan kau akan pura-pura tak mengerti.  Dulu,  dulu sekali ketika aku tak pernah berani beranjak dari zona nyamanku,  berlindung di bawah ketiak orang lain,  aku yang kau bidik menjadi sesosok manusia paling penakut,  gadis kecil yang tak pernah sanggup bicara dengan lantang.  Aku yang kau bidik menjadi sesosok manusia yang minim penglihatan,  dan kau,  yah kau seolah terlahir sebagai manusia paling perkasa,  paling berani tanpa sedikitpun mengecilkan diri,  paling tau segalanya. Segalanya tentang kamu seolah hal paling ajaib bagi orang lain tapi tidak untukku.  Yah itulah kamu.  Sesosok manusia paling menjengkelkan yang pernah kukenal.
Biarlah waktu yang berbicara, antara keinginanku dan Tuhan yang bersatu. Kulakukan yang kubisa,  termasuk merayuNya setiap waktu.

Rindu kembali melumpuhkanku... 
mengusikku dengan badai kenangan yang menggempur tanpa ampun. Pergilah, jika kau memang harus pergi, jangan menghantuiku kesekian kalinya. Aku sungguh takut, tidak bisa melanjutkan hidup dengan tenang jika kau terus-menerus begini. Melayang-layang di langit-langit kamarku setiap kali mata hendak terlelap, lalu tercipta penyakit sejenis insomnia.

Sebuah catatan tentangmu tak kan kutuliskan lagi di sini, meski jemari ini selalu memaksaku untuk melakukannya. Kau tahu kan, betapa rasanya menanggung rindu itu begitu berat? Jika kau ingin menetap, menetaplah tapi jika kau hendak pergi, menepilah dari sarang pikiranku. 

Rindu itu terus berdengung tanpa jeda...
selirih suara angin malam yang selalu kunanti di saat rindu mulai bertaburan..
Rindu dan terus saja rindu...
Tanpa titik, dan koma
Tanpa pemberhentian dan kematian....

Rindu terus saja menggebu, menyerangku bertubi-tubi hingga aku sungguh tidak sanggup untuk menahan diri melepasmu. 

Rindu itu kadang datang terbawa aliran air, menyiramku dengan hawa dingin yang angkuh. 
Rindu kadang pula datang terbawa angin, mengembus, menggelitiki ujung-ujung rambut
Rindu itu kadang pula datang terbawa kicauan burung yang mengalun indah di pagi hari, 
Tapi rinduku tetap saja tak pernah sampai hingga ke akar hatimu.....

Eva Edelweis, Yogyakarta 8 November 2016

Selamat November, kakakku yang berada di negeri tetangga.
      Apa kabar yang ada di Kairo? loh, kok eva malah nanya yang di Kairo sih? hahahah Apa kabar kakak yang sedang berjuang menempuh studi di negeri gajah putih? maapkan adik yang dulu suka ngeselin ini..Oh yah, saudara eva banyak loh, menyebar di setiap sudut perantauan dan kali ini eva hanya ingin mengoret sedikit tentang kakak pertamaku, yang sekarang merantaunya semakin jauh di mata, tapi tetap dekat di do'a. hehehe. Do'aku tetap mengalir untuk orang-orang terdekatku kok.... meskipun mungkin dia telah berkeluarga apalagi masih menjomblo.. hahahah 

      Kak, eva sekarang menggantikanmu loh di sini. Tidak usah menyesali pernah menyarankanku berada di posisimu yang dulu, karena di tempat ini, masya allah asyik banget pokoknya partner-partner di sini. Ramah banget, dan eva suka. Sensei masih setia menjadi ayah kita kak, masih selalu sabar membimbing eva yang katanya ngeyel ini. hahaha..Kamu memang sudah pergi jauh, tapi obrolan ringan di sela-sela makan siang tidak pernah luput tentang kamu kak. Hahahaha.... Mereka itu, gemar banget ngomongin kamu kak tapi bukan ghibahin kok.... katanya kau itu orang terenjoy seasia. Eva mau tidak mau harus ngakak denger julukan itu. Tapi Eva tidak mau kak, disama-samain denganmu yang kalau makan mesti banyak.. hahahaha. Katanya orang yang langsing kayak kita nih memang suka makan banyak. Eva nanya kenapa bisa dikatakan orang terenjoy seasia? katanya kau itu selalu senyum dalam kondisi apapun. Mau senang yah senyum, mau sedihpun yah senyum. Sampe-sampe kalau ada orang yang mau marahin kamu saat deadline pekerjaanmu belum kelar, mereka ngerasa aneh sendiri marahin orang yang kayak kamu. Akhirnya ga jadi marah deh liat tampang lucumu itu... kayak conan beneran wkwkwk.... 

      Selamat menata hari yang lebih baik, usiamu sudah tidak muda lagi loh, tapi tetap saja kau masih terlihat anak-anak. Hahahaha. Berkah usiamu, ilmumu, rejekimu. Risetmu semoga dilancarin, dan apapun yang kau harapkan di tahun-tahun berikutnya, maka kudoakan pula kak. Pertemuan kita bukan tanpa sengaja, tapi itu takdir. Rencana Tuhan itu memang luar biasa kak, mengenalmu adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Eva banyak belajar dari kamu kak, mulai dari hal-hal sepele hingga urusan yang menuntutku semakin mendewasakan diri. Terimakasih partner riset yang udah 3 tahun membimbingku hingga dengan mandiri eva pun bisa melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan. Terimakasih pernah menjadi guru private yang paling telaten, menjadi sahabat yang paling mengerti sekaligus menjadi saudara pertamaku di perantauan ini. Kau ini keren, dan eva harus mengakui itu. Kita ternyata memiliki kesukaan yang sama, kesukaan pada sastra. Meskipun sama-sama berstatus penikmat bukan pencipta. hahahaha. PSK, pecinta sastra kimia. Entah darimana ide yang kau dapat menyebut istilah itu...

      Belajar dari hidupmu, eva semakin yakin dengan janji-janji Tuhan akan mewujudkan segala yang kita impikan. Bahkan ketika logika menolak akan sebuah kemungkinan, jika Tuhan yang ambil alih maka segalanya akan terjadi. Jatuh bangunmu selama di perantauan yang sama denganku hingga kau berhasil menjajaki jalan-jalan yang menurutku tak semua orang mampu bertahan dan sampailah kau di taraf ketidak mungkinan itu, membuat mataku terbuka lebar untuk segera bangun dan melunasi janji impian masa kecil. 4 tahun yang lalu, saat orang lain sibuk dalam dunia mimpinya masing-masing, eva pernah benar-benar terjatuh dan berada di titik paling kritis selama menarik napas. Hingga waktu dan janji Tuhan bekerja sama untuk membangunkanku kembali dari ketidak berwujudanku menjadi eva yang sekarang. Eva yang dipenuhi dengan misi mewujudkan impian masa kecil, eva yang penuh dengan angan, eva yang ambisius katamu kak. Eva yang sekarang masih berusaha merangkak untuk menuju sesosok manusia yang lebih baik, meskipun prestasiku ga ada apa-apanya dibandingkan prestasi-prestasi yang kau raih kak. Perkenalan kita memang bukan kebetulan kak, tapi sebagian rencana Tuhan untuk menghidupkanku kembali menjadi sesosok "manusia". Sedikit demi sedikit, eva mencerna banyak hal, belajar dari alam, orang-orang sekitar termasuk kamu, dan akhirnya inilah eva. Orang-orang mungkin tidak tahu banyak bagaimana perjalanan hidup eva kak di sini, tapi kau tahu banyak hal. Tidak heran, jika terkadang selalu muncul orang-orang yang penuh kesok tahuan menghakimi kita tanpa tahu bagaimana kita. Okelah kak, belajar dari kamu juga, eva ingin ejoy menjalani hidup kedepan dengan penuh rasa syukur agar segalanya menjadi baik-baik saja. Well, eva masih yakin semuanya memang akan baik-baik saja. 

      Tentang urusan asmara, kita pernah mengalami hal yang serupa kak. Hanya mampu menyukai seseorang dalam diam saja, saling mendoakan saja itu sudah cukup merayakan cinta dalam hati kita. Tapi kisahmu itu lebih ngenes dari eva kak, jalan ceritanya mirip novel yang sering eva baca hahahha. Kalau kisahku sih, cukup kau yang tau versi lengkapnya. Meski sampe sekarang, masih tetap dalam do'a tanpa berani sekalipun mengatakan masih cukup menatap dari kejauhan.... Maafkan eva yang selalu mericuhi kisahmu itu dengan ledekan-ledekan yang mungkin saja menyakitkan, tapi percayalah eva cuma berusaha menghiburmu saja agar tak sampai patah hati karena seorang wanita. Tak sampai mengubah hukum alam bahwa ikatan hidrogen dari dua unsur hidrogen yang berikatan dengan oksigen (molekul air) berubah ikatannya menjadi ikatan van der waals. Hahaha eva masih ingat kata-katamu yang angel ini kak. Masih ada eva yang siap menjadi pendengar, meskipun kadang cerewet mengomentari. hahahaha. as you know, eva kan memang bawel kak. Eva minta maaf banget, kalau selama mengenalku terlalu sering ngeselin dan menyebalkan. Bagaimanapun eva, eva masih sesosok gadis yang membutuhkan seseorang untuk selalu mengingatkannya menuju jalan yang benar. Eva masih adik kecilmu yang penurut kak, masih suka bikin orang kesel dengan kebawelannya. hahaha. Eva juga kesel karena kau berjanji akan hadir di hari eva sidang tugas akhir, tapi kamunya ga ada kak. Kecewa. Tapi muka polosmu itu ga sanggup bikin eva kesel lebih dari sehari. Salahku juga sih ga ngabari kalau ternyata jadwal sidangnya dimajuin, Tapi tetap kesel karena ternyata tiga hari kemudian kau pergi jauh dari saudaramu ini. Semoga Tuhan selalu menjagakanmu kak. Persahabatan dan persaudaraan kita, semoga tak hanya di dunia saja tapi hingga akhirat nanti. 

     Kiranya cukup sudah eva ngelindur mengenangmu kak, cukup banyak kebaikan yang tak mampu eva tulis panjang lebar di sini, cukup dirasakan saja. Oh yah, hampir lupa ternyata kau punya janji kak mengenalkanku dengan seseorang. Kau bilang evalah orang yang pertama kali akan kau perkenalkan padanya selepas kau kembali kesini, dan eva berharap kau melunasi janjimu sebelum eva bertolak ke kampung halaman. Semangat dan terus semangat kakakku..... doakan eva juga semoga bisa mengikuti jejakmu yah untuk bisa mengangkasa di negeri impian.... 

#Catatan harian Eva Edeweis untuk orang terenjoy se Asia, Yogakarta 6 November 2016.





      Semester 7 sudah berlalu, teringat satu tahun yang silam pada saat materi kuliah Tasawuf yang diampu oleh salah satu dosen favoritku yang ternyata dosen psikologi UII. Referensi utama yang kami gunakan yaitu sebuah buku berjudul "Prophetic Intelligent" mungkin dari kalian yang tertarik untuk belajar tasawuf sekaligus mendalaminya, dipersilahkan membaca buku ini (saya lagi promosiin buku loh..... ). Banyak hal yang disajikan dalam buku ini, namun dari sekian banyak sub judul yang dihidangkan ustadz penulis, yang paling menarik adalah tentang do'a. Kalian tentu tidak asing kan dengan istilah do'a? maka tak usah kuperjelas panjang kali lebar di sini. Penghujung semester ini ditutup oleh materi tasawuf yang membahas tentang do'a. Pertemuan yang cukup spesial menurutku, karena kami angkatan 2012 putri yang akan segera mengakhiri studi dipersilahkan satu persatu untuk share kisah pribadi masing-masing mengenai do'a dan kado spesial dari pertemuan terakhir di semester itu adalah impian dan keinginan yang belum kami raih diaminkan bersama-sama di kelas, katanya sih do'a usadzku ini maqbul... apalagi ditambah dengan do'a orang lain maka aku yang penuh pengharapan pada saat itu pun meyakini 100 % Tuhan sedang menyimak do'a kami. 

      Pada saat kuceritakan beberapa pengalaman pribadiku tentang do'a, ustadzku berkata begini "Tuhan itu telah menjamin do'a kita akan terkabul, sebagaimana yang Ia katakan dalam al-Quran, ud'uunii astajib lakum. Ada 3 cara Tuhan itu menjawab do'a kita. Pertama, ya, Aku beri sekarang. Kedua, tunggu, Aku mau lihat usahamu terlebih dahulu. Ketiga, tidak, Aku punya yang lebih baik untukmu." Jadi benar, jika Tuhan itu memang akan menjawab do'a kita. Entah itu akan dijawab saat itu juga, entah nanti atau barangkali permintaan kita tidak dikabulkan namun Tuhan menggantikannya dengan yang lebih baik. Maka jangan langsung mengjudge Tuhan itu tidak mengabulkan permintaan kita, sabarlah... Tuhan itu Maha Oke guys... maka jangan lelah berdo'a dan berikhtiar. Tuhan itu akan mengkabulkan do'a-do'a kita, asal kita tidak merevisi sendiri do'a-do'a kita. Lah kok bisa? yah bisa dong... bukan cuma skripsi doank yang ada revisinya, tapi tanpa kita sadari terkadang seringkali kita merevisi do'a-do'a kita sendiri. Tak heran, jika kita ngedumel, dan merasa keinginan kita tidak kunjung terkabulkan. Contoh, kamu sedang berdo'a bahwa 2 bulan yang akan datang tulisanmu akan tembus di media massa sekelas KOMPAS. Oke, kata Tuhan begitu mendengar do'a kita. Lalu ternyata kau merasa tulisanmu masih ecek-ecek dan belum layak dibaca banyak orang apalagi terbit di kompas. Kau khawatir, tulisanmu akan dikritik masyarakat pembaca. Rasa-rasanya masih perlu menulis lagi dan lagi untuk menghasilkan tulisan yang layak dibaca, kira-kira butuh 4-5 tahun lagi mateng untuk mengasah kekreatifan menulis kemudian terpublish. Oke, kata Tuhan lagi, Aku akan mengabulkan do'amu setelah 5 tahun lagi. Nah loh, seandainya kau tak berpikir ragu-ragu dengan kemampuanmu serta keajaiban Tuhan, bisa jadi 2 bulan yang akan datang tulisanmu benar-benar terpublish di kompas. siapa yang bakal mengira? Namun, karena prasangka buruk kita pada Tuhan, maka apa yang terjadi? Tuhan akan mengabulkan do'amu nanti 5 tahun yang akan datang. loh kok bisa? yah bisa dong, Allah itu Maha Oke guys... kamu mau apa, bagaimana, Allah itu mendengar kok suara kita, bahkan suara hati kita. Masih ingatkah sebuah hadits qudsi yang isinya begini "Ana 'inda dzonni abdi bii wa ana ma'ahuu 'inda dzakaran" yang kira-kira artinya adalah aku ini berdasarkan prasangka hambaKu dan Aku bersama hambaKu ketika namaKu disebutkan. Seandainya saja kamu yakin bakalan bisa menembus kompas dalam waktu yang demikian cepat yang tentu saja jauh sebelum kau punya keinginan kau memang punya minat menulis dan mau ikhtiar, Tuhan itu bakal ngabulin kok permintaanmu. Lah kok bisa?? lagi-lagi kau nanya begitu.. yah tentu bisa dong, karena Dia Tuhan yang tak bisa kita kendalikan kehendakNya. Karena kau berpikiran negatif, ragu-ragu, khawatir terhadap kemampuan dirimu sendiri dan keajaiban Tuhan jadilah mimpimu masih lama untuk dikabulkan. maka point penting yang perlu kau catat baik-baik dalam pikiranmu adalah berhati-hatilah dalam bicara, berpikir, dan berdoa. Entah itu bicara dengan sengaja, tidak sengaja, atau bahkan meski hanya sekedar gumaman hati. Barangkali pada saat itu Tuhan sedang mendengarkan ucapanmu dan mengkabulkannya
      
      Oke, jika kau sudah yakin dengan keajaiban Tuhan tadi, ikhtiarpun dilakukan semampumu, lalu masih saja do'amu belum terkabulkan. Kata dosenku, bisa saja hal ini terjadi karena dosa. Yup, dosa itu ternyata menghalangi keterkabulan do'a-do'a kita loh. jangan sampai hal ini terjadi pada diri kita. Kita sibuk berjuang keras, merapal do'a sekencang-kencangnya tapi kita lupa bahwa diri kita bermandikan dosa. Maka segeralah meminta ampunan Tuhan agar segera mengembalikan diri kita dalam keadaan hati dan jiwa yang bersih agar ketika kita menginginkan sesuatu, Tuhan itu begitu ridla untuk memberi apapun yang kita minta. Yakini bahwa Tuhan itu tak kan membiarkan diri kita dalam keterlantaran tanpa terkabulkannya do'a-do'a kita. Berbekal ikhtiar yang cukup, do'a yang mantap, dan jiwa yang bersih in sya allah apapun yang kita minta pada Tuhan akan Dia berikan, bahkan ketika ketidakmungkinan secara logika terwujudnya keinginan kita menjadi sangat mungkin terjadi maka di situlah keajaiban Tuhan yang Maha Oke itu berlaku. Kita jangan pernah merevisi do'a kita, tapi mantapkanlah do'a kita supaya Tuhan yakin kita bersungguh-sungguh dalam do'a kita dan meyakini keMaha Oke-an Tuhan dalam segalanya. 

      Bagaimana jika kita telah berikhtiar, berdo'a, membersihkan diri dengan meminta ampunan Tuhan tapi masih saja keinginan kita belum tercapai, bahkan justru yang kita peroleh adalah sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan. Pertanyaan ini muncul dari salah satu temanku. Semisal begini, kamu akan mendaftarkan diri di suatu kampus di prodi yang cukup populer dan banyak diminati orang seperti jurusan Teknik. Namun ternyata, kau lolos di jurusan pendidikan bukan Teknik. Padahal, kamu sudah bekerja keras mengasah bakatmu sejak jauh-jauh hari di bangku SMA. Tapi apa yang kau dapat? akhirnya dengan berbagai alasan dan saran dari teman, keluarga, masuklah kau menjadi mahasiswa bidang pendidikan secara ikhlas. Kenapa itu bisa terjadi? nah, jawaban yang menarik dari dosenku cukup simpel sebenarnya. Mungkin saja apa yang kita peroleh itu bukan hasil jawaban Tuhan terhadap do'a-do'a kita, namun jawaban terhadap do'a-do'a orang tua kita. yup, bukan hal yang mengagetkan lagi kawan, jika do'a orang tua itu ternyata maqbul. Bukankah keridlaan Tuhan ada pada keridlaan orang tua? maka tidak heran jika Tuhan lebih mendengarkan do'a dan harapan orang tua dibandingkan harapan kita sendiri. Jadi kau jangan bangga jika ternyata do'a dan keinginanmu seringkali terwujud karena bisa jadi semua itu berkat do'a dari orang tua bukan hanya semata-mata hasil dari kerja kerasmu. Nah bagaimana jika harapan kita dan orang tua kita berbeda? maka kasus seperti inilah yang harus kita pahami baik-baik.. seperti kasus di atas, seseorang menginginkan dirinya bergelut di bangku kuliah pada bidang Teknik, namun lolosnya malah di bidang pendidikan. Mungkin hal ini yang diinginkan orang tua. Yup, orang tua kita bisa saja takut untuk menyampaikan keinginannya agar si anak kuliah saja di prodi pendidikan bukan Teknik, takut anaknya down dengan mimpinya. Namun, ternyata diam-diam orang tua menyampaikan harapannya langsung pada Tuhan yang Maha Oke. Beres perkara. Si anak bisa apa? maka jalani saja takdirnya. Jika hal ini terjadi, di sinilah kekuatan do'a kita diadu sebenarnya. yah, karena antara keinginan orang tua dan keinginan kita berbeda, maka kita dapat berikhtiar lebih dengan kuat-kuatan do'a. Persoalan do'a orang tualah yang lebih dahsyat, maka terimalah dengan ikhlas, karena sekali lagi ku tuliskan bahwa Tuhan menjawab doa kita dengan 3 cara, salah satunya adalah Tuhan tidak mengabulkan do'a kita namun menggantinya dengan yang lebih baik untuk kita. luar biasa sekali kan keajaiban do'a ini? Yuk, mantapkan do'a....

*Tulisan ini hanyalah sebuah ocehan ringan seorang Eva Edelweis untuk mengenang dosen tasawuf saja, yang juga terisnspirasi dari tulisannya mas Haris. Semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 3 November 2016