Kisahku Tentang Ayah
Tentang
ayah yang hari ini ku rindukan, laki-laki paling cakep sedunia, paling pinter,
paling segalanya dan yang terpenting adalah lelaki paling ku sayang sejak aku mendekam di rahim
ibu hingga mataku terlelap oleh panggilan Tuhan. Sudahlah, jangan kau cemburu lelakiku pada ayah yang memang
manusia paling sempurna kedua setelah Rasulullah.
Tentang
ayah yang tiba-tiba memelukku dalam bayang malam. Merinaikan hujan air mata di
setiap ujung sejadahku. Namanya berdenting-denting di kepala, entah ada apa
yang jelas selepas tarawih kakiku seolah kaku untuk melangkah pulang hingga
akhirnya ku sempatkan diri menundukkan kepala sejenak tuk kutitipkan ayahku
padaNya untuk tetap sehat di usia tuanya, tetap tegar dengan segala kekurangan
dan masalah keluarga, yang paling penting bahagiaku adalah kala ayahku
tersenyum bangga denganku.
Tentang
ayah, sosok lelaki yang paling kuat sepanjang masa yang pernah ku kenal,
memotivasi tiada henti kala aku terjatuh tanpa sedikitpun menggertak, memarahi
meski anak gadisnya bandel. Ahh ayah entah kenapa aku selalu kehabisan
kata-kata untuk berkata betapa kau memang rindu.....
Tentang
ayah yang tak pernah menjatuhkan air
matanya didepanku yang ku tau dibalik wajahnya ada begitu banyak air mata
terbendung kuat seolah tertahan oleh adaku yang kadang membocorkan
pertahanannya. Lelaki dengan segala kekuatannya telah mengajarkanku banyak hal
tentang pahitnya hidup berbuah manis jika kita bersabar dan senantiasa
bersyukur.
Tentang
ayah, lelaki paling hebat sedunia. Syukurku telah megkaruniakan seorang ayah
sepertimu.... syukurku telah Kau hadirkan malaikat tanpa sayap yang selalu menerbangkanku
menuju mimpi-mimpi kecilku.
Terakhir
untuk lelakiku yang mungkin nanti akan jadi pengganti ayahku, pintaku tidak
banyak semoga kau mewarisi akhlak baik ayahku, mengayomiku kala hati ini
terguncang tanpa kau memarahiku seolah anak kecil yang bandel. Merangkulku untuk
menjadi wanita shalihah hingga mungkin bidadari iri padaku. Jangan bosan jika aku bersikap manja tapi
tetaplah disampingku.
Yogyakarta, 20 Juni 2015
0 komentar:
Posting Komentar