Assalamualaikum kawan blogger semuanya.... semoga Tuhan selalu menyayangimu sebagaimana Tuhan menyayangiku dengan kasih sayangNya yang luar biasa. Ini kali ke empat ada event 7 hari menulis bersama Basa Basistore. Sebelum aku menuliskan tantangan di hari pertama, kuucapkan terimakasih pada momon yang sudah bikin aku nulis di blog ini lagi. Jujur saja, sebulanan ini tanganku mati rasa, kering inspirasi dan lebih memilih berdiam diri. Sepertinya blog ini akan ramai kembali beberapa hari kedepan oleh coretan absurdku. hihihihi

    Tiga film favorit yang amat kusukai.... banyak sekali sebenarnya film-film keren yang kusuka. Pertama, 3 idiots. Film ini kutonton sudah berkali-kali, tapi tetap saja tak pernah bosan untuk kutonton kesekian kalinya. Suka banget sama film bollywood ini. Komposisi dari film ini sangat bernutrisi untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Pesan yang ingin disampaikan sang sutradara ngena banget, bahwa angka-angka yang tertulis di rapot sekolah bukan sebuah acuan dimana seseorang akan sukses di masa mendatang, bahkan materi duniawi pun bukan sebuah bukti yang paling nyata dari seseorang harus dianggap sukses. 

    Kedua, Harry Potter. Film yang diangkat dari sebuah buku yang ditulis oleh J.K Rowling ini merupakan film pertama yang mengundangku untuk berkhayal lebih dari seorang J.K. Rowling. hahahhaha. Bayangkan, ia menulis novel yang berjilid-jilid itu hanya dimulai dari oret-oretan tisu yang ia punya. Betapa inspirasinya ini membuatku semakin gila untuk menikmati karyanya. Aku kesulitan menuliskan alasan kenapa aku begitu menyukai film ini, namun percayalah Rowling telah benar-benar sukses menyita waktuku berjam-jam untuk membaca buku sekaligus menonton filmnya sekaligus.

    Ketiga, film Alif Lam Mim. Film yang sempat mengundang emosi para pejabat, polisi... Yah sebuah film yang menampilkan tentang Islam yang terlalu sering dituduh sebagai teroris, makar dan sebagainya. Sebuah film yang ditayangkan seolah sebagai perlawanan untuk menyatakan Islam itu penuh dengan kedamaian. Tidak hanya itu, aku begitu suka dengan film ini yang menampilkan sesosok "santri" yang mana orang-orang awam selalu memandang rendah status santri yang katanya kuno, di sini ditampilkan 3 orang santri yaitu alif, lam dan mim yang alumnus sebuah pesantren lalu sukses di dunianya dengan bakat dan talentanya masing-masing. Santri yang kekinian, bukan santri kekunoan. Semoga film ini tidak dibredel oleh pemerintah. 

Udah itu saja dulu tulisan hari ini. Bingung sebenarnya mau nuls film apa? Karena aku sudah terlalu lama tidak nonton film. hihihi Namun, ketiga film tadi meskipun lawas, recomended sekali buat ditonton bersama keluarga. Jangan bosan yah mampir di blog pribadiku, semoga hari-hari berikutnya dapet mood dan inspirasi yang lebih baik dari hari ini, biar ga bosen dan kerasa garing.
Teruntuk setiap orang yang bernama lelaki. 
    Baiknya aku tidak baper ketika menuliskan hal ini, namun ada satu hal yang harus kusampaikan dengan jelas tentang isi hati yang nyaris saja tumpah ruah di tempat yang salah. Aku selalu saja menulis hal yang mungkin bagimu seperti sampah maka kusarankan segera menyingkir dari blog ini. Karena aku menulis atas perintah hati bukan karena niat menulis dengan serius. 

    Tentang perempuan, kau tahu dia memiliki ingatan yang cukup baik soal angka dan berbagai peristiwa yang pernah terjadi dalam hidupnya. Misal nomor-nomor para mantannya, atau bahkan hari ulang tahun pernikahan orang tua mantannya alias calon mertuanya yang gagal. Hal-hal yang tak penting bagimu, bisa jadi itu sesuatu yang sangat penting bagi seorang perempuan hingga dia akan selalu mengingatnya. Semisal kau punya janji, maka berjanjilah untuk tidak memberinya harapan palsu, atau berjanjilah untuk tidak akan mengingkari janjimu sendiri hai kaum lelaki. Satu hal yang tidak boleh kau lupa, meski pun seorang perempuan punya hati yang lembut, jangan lupakan dia juga sejenis manusia bernama perempuan yang gampang sekali rapuh hatinya karena hal-hal sepele. 

    Kamu boleh ingkar pada siapa pun tapi jangan pada dua orang yaitu dirimu sendiri dan seorang perempuan. Barangkali satu kali janji yang kau ingkari termaafkan oleh waktu, lalu kau melakukan lagi kedua kalinya ketiga kalinya bahkan mungkin tak terhitung telah berapa kali kau membohonginya dan kau hanya perlu mengucapkan satu kata "maaf". Kali ini aku ingin tertawa lebar saat ucapan maaf itu benar-benar kau ucapkan dengan penuh kesadaran. Kenapa? suatu hari aku menemani seorang perempuan yang kutahu dia begitu lembut hatinya dan pernah berjanji untuk tak menyukai siapa pun sebelum dirinya dihalalkan oleh lelaki yang berhasil menaklukkan hatinya. Hingga entah kenapa perempuan yang biasanya menjadi "bunda" ini mengungsi sekitar beberapa hari di tempatku hanya untuk nenangin dirinya yang sedang "sakit" hanya karena lelaki. what? yeah di situ aku kaget. Dia sakit hati, kapan jatuh hatinya sih? begitu pikirku. Pas dipancing-pancing tuh cerita, eh ternyata dia sedikit baper pada seseorang karena suatu hal yang tak ingin kuceritakan di sini. Inti yang ingin kusampaikan adalah, berkomitmenlah dengan ucapanmu, jangan begitu mudahnya kau sakiti hati perempuan sesederhana kau membohonginya meski tanpa sengaja. 

    Satu kali termaafkan, tapi jangan pernah kau lupakan ketika hati perempuan retak sedikit saja karena ulah kecilmu maka senyatanya hati yang ia miliki sudah berubah bahkan meski berulang kali kau bersusah payah membuatnya utuh akan tetap saja kelihatan bahwa hatinya telah pernah retak meski seujung kuku. 

*Sebuah cerita mengenang seseorang yang mungkin pernah kutitipkan rindu. 

Eva Edelweis, Yogyakarta 20 Juli 2017.
Foto diambil dari hasil dokumentasi pribadi.  

    Sebuah kampus yang membangkitkanku dari keputus asaan. Sebuah kampus yang memberiku kesempatan satu kali lagi untuk mewujudkan beberapa mimpi yang sempat nyaris kuhapus dari catatan harianku. Masih teringat sangat jelas dalam pikiranku 5 tahun yang lalu saat aku nyaris saja menenggelamkan mimpi-mimpi kecilku, lalu takdir itu datang tak terduga, sebagai jawaban dari pinta di setiap sujud yang tak henti dilakukan oleh ibu dan ayahku tentu saja juga berkat do'a terbaik dari masyayikh Annuqayah. Iya, jawaban terbaik dari Tuhan. Karena waktu itu aku masih berstatus sebagai santri (belum boyongan), sulit bagiku untuk izin dalam waktu yang agak lama hanya untuk mengikuti tes mandiri di beberapa kampus, kebetulan saat itu semua kampus barangkali sudah menutup pintu mereka masing-masing untuk kudatangi sebagai mahasiswa baru. Lalu, harapan itu muncul berasal dari kakak kelas yang memberiku selembar pamflet program mahasiswa unggulan pondok pesantren UII. Kabar bahwa pintu UII masih terbuka lebar untukku, tidak kusia-siakan begitu saja. Bismillah Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik. Meski pun aku bukan siswa dan santri yang berprestasi, bahkan boleh dikatakan aku hanya sekadar siswa yang biasa-biasa saja. Namun, apa boleh buat? Aku hanya berpositif thinking bahwa Tuhan akan memberikan jawaban-jawaban terbaik dari doaku. Yah, jawaban itu berupa kabar bahwa UII masih menyambut kedatangan siapa pun yang hendak mewujudkan inginnya untuk belajar dengan senang. Yah tentu saja belajar dengan senang. Untuk apa kalau tidak senang? Pertanyaan itu sempat saya katakan pada salah satu keluarga yang mengatakan "kamu itu perempuan, tak usahlah macam-macam ambil jurusan kuliah. Kuliah saja seperti santriwati pada umumnya dengan jurusan yang ada hawa-hawa agamanya". Tapi aku tetap nekat untuk tidak mau menjadi santriwati seperti pada umumnya itu, peduli amat sama omongan orang. Toh aku yang jalani, orang tua juga yang suport segalanya. Terpilihlah prodi Kimia yang menjadi pilihanku, bukan berarti aku tidak senang dan tidak suka belajar agama namun aku punya kesukaan lain belajar sains dan juga ingin pengalaman yang baru belajar dan mendalami sains yang katanya non agama, kata orang-orang yang masih saja mendikotomikan ilmu. Padahal, secara logika orang-orang sains lebih cenderung mudah takjub dan percaya tentang keajaiban-keajaiban di balik ciptaan Tuhan yang luar biasa. Jadi menurutku, meskipun belajar ilmu "non agama" justru di sinilah keimanan kita sebagai muslim semakin mantap karena ada data dan fakta ilmiah bukan hanya sekadar sebuah doktrin bahwa Tuhan itu sungguh Maha luar biasa. 
    
   Alhamdulillah, di sini aku bertemu dengan dosen-dosen yang keren di bidangnya, keren pengetahuan agamanya, keren akhlaknya pula. Beberapa dari dosen menerapkan sebuah kebiasaan tadarrus al-Quran sebelum proses perkuliahan dimulai, tempat duduk antara perempuan dan lelaki dipisah, khusus untuk perempuan wajib memakai rok yang sopan.... Budaya semacam ini aku temukan di kampusku tercinta. Mungkin bagimu ini biasa, tapi ketahuilah bahwa kampus UII bukan sekadar kampus untuk muslim saja tapi untuk semua orang, yah kampus yang rohmatan Lil 'Alamiin. Aku kuliah di jurusan kimia, tapi yang kudapatkan tidak hanya soal kimia saja, bahkan belajar juga ilmu-ilmu bidang sosial yang kuperoleh dari pesantren UII. Yeah, UII memberikanku semua itu. Maka adakah sebuah alasan untuk tidak bersyukur saat Allah menetapkanku untuk mengenyam pendidikan di kampus tertua ini?

    Alhamdulillahnya juga, selain diterima sebagai mahasiswa kimia angkatan 2012, aku juga diterima sebagai mahasantri di pondok pesantren UII yang artinya sekali lagi UII memberiku kesempatan belajar dengan lebih baik tanpa harus memikirkan bagaimana aku lagi-lagi akan merepotkan orang tua tentang biaya pendidikan. Namun satu hal yang aku pikirkan, aku punya tanggung jawab besar untuk mengkontribusikan diriku di sini sebagai wujud pengabdianku pada UII. Tanggung jawab yang sangat besar, bukan hanya pada saat aku menjadi mahasiswa saja. Ketika aku tidak lagi berstatus sebagai mahasiswa tanggung jawab untuk mengabdi tetap akan tersandang di pundakku secara otomatis hingga ajal menjemput. Yah, aku membawa nama UII kemana pun aku berpijak. Jika kau menemukanku khilaf sebagai manusia, jangan sekali-kali menyalahkan pesantrenku, kampusku yang salah memberikanku pendidikan tapi salahkan aku secara pribadi karena kesalahanku. 
    
    Tulisan ini kutulis sebagai sebuah catatan manis bersama UII dan ucapan terimakasih tak terhingga untuk seluruh civitas akademika. Terakhir, selamat ulang tahun UII. Semoga tetap jaya dan selalu diridlai Allah. 

@Lantai 4 Asrama pondok pesantren UII putri
Tasyrifatur Rahmah, Yogyakarta 8 Juli 2017.