Rindu itu kamu (lagi)

     Aku ingin bercerita banyak hal, tentang hal yang tak penting untuk digosipkan. Suatu kali aku ditelpon seseorang yang katanya aku mengganggu hidupnya. well, akupun bingung kapan aku kenal dengannya? bagaimana pula aku bisa meneror hidupnya? singkat cerita, ternyata dia menyukai seseorang yang juga aku suka. kok tau? kita sesama cewek pasti sama-sama paham, sama-sama peka terhadap perasaan cewek. Dia bicara seolah manusia paling bijak sedunia, padahal akalpun akan mendadak linglung ketika cinta yang menjadi topik utama. Seseorang yang bersemayam dalam doaku, dalam tangisku, dalam sujudku.... yah aku tak berani mengungkapkan apapun padanya, cukup kupintakan saja pada Tuhan. Hingga waktu benar-benar kejam, mencampakkanku begitu saja melemparku dari balik doa-doa yang kutabung untuknya. Jerih payah aku menghapusnya, mendelete dari program otakku yang memang sudah sengaja disetting tidak untuk yang lain. Jangan tanya berapa lama aku butuh waktu untuk mengikhlaskan, tersebab rindu itu kejam. Dia selalu datang membayang dalam setiap lelapku, hingga dada berasa nyeri. Mataku tak sekalipun mengalami kemarau... membanjir tanpa terasa betapa bodohnya seseorang yang jatuh hati. Tentang aku yang terseok-seok bangkit, entah keberapa kalinya aku dipatahkan. Oh Tuhan, betapa memang terlalu sakit kau menamparku kesekian kalinya untuk tak menyelingkuhiMu. Betapa memang manusia hanyalah seonggok daging yang tak pantas ditangisi apalagi ditukar
dengan segala impian. Rindu itu tetap menyala dalam kalbuku, tak berkurang sedikitpun. Tapi, kau tak pernah tahu kan betapa sulitnya kubungkus kerinduanku dengan kuat menahan gigil hati yang hampir saja aku mati dibuatnya. Aku kini mengenali seseorang yang membuatku sejenak melupakannya. Aku menyebutnya lelaki cahaya. Dia orang yang cukup humoris, sesekali berprilaku seperti anak kecil hanya untuk menyenangkanku yang lagi sekarat dengan rinduku. Dia mentertawakanku bahwa orang sepertimu itu tak pantas untuk ditangisi, dilarutkan dlam pikiran apalagi mencuri impianku. Kamu sama sekali tak pantas, tersebab dia bilang yang namanya cinta itu suci, penuh gairah, semangat. Jika cinta membuatmu menjadi sesosok yang pesakitan macam sekarang, biarlah dilepaskan saja. Akan datang seseorang yang memang pantas diperjuangkan, hingga Tuhan meridlai. Suatu saat aku akan teriak dengan lantang bahwa aku terbebas dari rinduku padanya kok :)
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar