selamat datang bulan Juli.
syukurku hari ini bisa menghembus nafas untuk melangkah ke angka 20 tahun. 

Juli pertama sepanjang aku hidup, menjadi akhir bulan yg suci, semua kembali pada yang fitri.
Adakah sesuatu yang tertulis baik dari takdirmu selama setahun terakhir ini? refleksi diri meraih mimpi yang beterbangan di langit-langit kamarku satu per satu telah ku coret sebagai simbol aku telah berjumpa dengan mimpiku.
Juli hari ini datang begitu cepat, begitulah yang aku rasa. 

Berawal dari sebuah penyesalan yang tak terlupa sepanjang hidup hingga Tuhan memintaku pertanggung jawaban.
 Juli kali ini datang tidak dengan rona muka yang menyeringai bahagia. Tapi ia datang dengan tangisan kecil seorang gadis rantau yang berharap sebuah keajaiban datang.
ku pikir ini adalah Juli penghabisanku tuk segera berpulang. Menyusuri jejak mimpi yang sempat berantakan. Mungkin ini adalah pelajaran hidup yang pernah kau berikan namun ku hiraukan.
selamat hari lahir bagi kalian saudaraku, kita ditetapkan dalam bulan yang sama, semoga keberkahan usia yang semakin berkurang tak membuatmu lelah melangkah menjajaki hidup yang terkadang seperti racun yang mematikan. segala hal baik dari doa kalian ku aminkan.......

09.00 di Peraduan mimpi Asrama PPUII 
Yogyakarta, 01 Juli 2015


Kisahku Tentang Ayah 

Tentang ayah yang hari ini ku rindukan, laki-laki paling cakep sedunia, paling pinter, paling segalanya dan yang terpenting adalah lelaki  paling ku sayang sejak aku mendekam di rahim ibu hingga mataku terlelap oleh panggilan Tuhan. Sudahlah, jangan  kau cemburu lelakiku pada ayah yang memang manusia paling sempurna kedua setelah Rasulullah.
Tentang ayah yang tiba-tiba memelukku dalam bayang malam. Merinaikan hujan air mata di setiap ujung sejadahku. Namanya berdenting-denting di kepala, entah ada apa yang jelas selepas tarawih kakiku seolah kaku untuk melangkah pulang hingga akhirnya ku sempatkan diri menundukkan kepala sejenak tuk kutitipkan ayahku padaNya untuk tetap sehat di usia tuanya, tetap tegar dengan segala kekurangan dan masalah keluarga, yang paling penting bahagiaku adalah kala ayahku tersenyum bangga denganku.
Tentang ayah, sosok lelaki yang paling kuat sepanjang masa yang pernah ku kenal, memotivasi tiada henti kala aku terjatuh tanpa sedikitpun menggertak, memarahi meski anak gadisnya bandel. Ahh ayah entah kenapa aku selalu kehabisan kata-kata untuk berkata betapa kau memang rindu.....
Tentang ayah yang  tak pernah menjatuhkan air matanya didepanku yang ku tau dibalik wajahnya ada begitu banyak air mata terbendung kuat seolah tertahan oleh adaku yang kadang membocorkan pertahanannya. Lelaki dengan segala kekuatannya telah mengajarkanku banyak hal tentang pahitnya hidup berbuah manis jika kita bersabar dan senantiasa bersyukur.
Tentang ayah, lelaki paling hebat sedunia. Syukurku telah megkaruniakan seorang ayah sepertimu.... syukurku telah Kau hadirkan malaikat tanpa sayap yang selalu menerbangkanku menuju mimpi-mimpi kecilku.
Terakhir untuk lelakiku yang mungkin nanti akan jadi pengganti ayahku, pintaku tidak banyak semoga kau mewarisi akhlak baik ayahku, mengayomiku kala hati ini terguncang tanpa kau memarahiku seolah anak kecil yang bandel. Merangkulku untuk menjadi wanita shalihah hingga mungkin bidadari iri padaku.  Jangan bosan jika aku bersikap manja tapi tetaplah disampingku.

Yogyakarta, 20 Juni 2015